Bioindustri Omnipresen

Blog

Makin Kuat dan Ramah Lingkungan, Ini Keunggulan Warna Natural untuk Finishing Serat Alam

Industri kerajinan berbasis serat alam semakin bergeliat di pasar nasional dan internasional. Apalagi dengan maraknya tren barang eco friendly, banyak pengerajin menggunakan barang bekas atau serat alam seperti rotan, bambu, eceng gondok, pandan dan lain sebagainya untuk bahan baku kerajinan. 

Untuk menghasilkan kerajinan yang berkualitas, tentu memerlukan bahan finishing. Tidak hanya melindungi bahan dari kerusakan, tetapi juga memperkuat keindahan alami dari serat alam yang ada. Dengan memilih finishing yang tepat, Anda bisa meningkatkan daya tahan sekaligus estetika dari material yang digunakan.

5 Jenis serat alam yang sering digunakan pada industri kerajinan

Beberapa jenis serat alam yang umum digunakan dalam industri furnitur dan dekorasi diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Rotan: Rotan adalah serat alam yang populer dalam pembuatan furnitur seperti kursi, meja, dan dekorasi dinding. Teksturnya yang fleksibel dan kuat membuatnya ideal untuk berbagai aplikasi. Rotan biasanya dibiarkan dalam warna alaminya atau diberi finishing transparan untuk mempertahankan keindahan alaminya.
  2. Bambu: Bambu dikenal karena ketahanannya dan tampilan yang estetis. Serat bambu sering digunakan dalam berbagai produk, mulai dari lantai hingga furnitur. Bambu dapat difinishing dengan warna alami atau diberikan sentuhan warna yang lebih modern, seperti coklat tua atau hitam.
  3. Serat Kelapa (Cocofiber): Serat kelapa digunakan dalam pembuatan produk seperti tikar, keset, dan bahan pengisi kasur. Cocofiber memiliki tekstur kasar dan biasanya dibiarkan dalam warna alaminya, meskipun bisa juga diwarnai dengan warna-warna earthy.
  4. Jute: Jute atau serat goni sering digunakan dalam pembuatan karpet, tas, dan elemen dekoratif. Warnanya yang alami, yaitu coklat muda atau krem, sering dipertahankan dengan finishing transparan atau sedikit pewarnaan untuk memberikan kesan rustic.
  5. Sisal: Sisal adalah serat alam yang kuat, sering digunakan dalam pembuatan karpet dan tali. Serat ini biasanya dibiarkan dalam warna alaminya atau diberikan pewarnaan ringan untuk menonjolkan teksturnya.

Jenis finishing natural yang cocok untuk serat alam

Setiap jenis serat alam memiliki karakteristik yang unik. Memahami karakter ini akan membantu Anda, atau pengrajin memilih finishing dan warna yang paling sesuai. Misalnya, anyaman eceng gondok yang memiliki poris besar lebih cocok dengan finishing yang lebih tebal seperti pernis, sedangkan permukaan yang licin dan berpori halus seperti rotan lebih cocok jika difinishing tipis menggunakan warna clear. 

Ada beberapa jenis finishing yang umum digunakan dalam industri furnitur dan dekorasi untuk melapisi kayu dan serat alam. Masing-masing memiliki karakteristik dan kelebihan tersendiri:

Lacquer/Melamin

Lacquer dan melamin memberikan hasil akhir yang mengkilap dan tahan lama. Ini adalah pilihan populer karena cepat kering dan memberikan perlindungan yang baik terhadap goresan dan kelembapan. Warna yang dihasilkan oleh lacquer bisa bervariasi dari transparan dengan hasil super mengkilap. Namun, finishing ini lebih cocok digunakan pada furniture dengan permukaan yang luas. 

Pernis

Pernis lebih tebal dibandingkan lacquer dan memberikan hasil akhir yang lebih kaya dan mendalam. Ini sangat ideal untuk memamerkan serat kayu alami, membuatnya tampak lebih hidup. Warna yang digunakan biasanya mempertahankan atau memperkuat warna asli dari kayu atau serat. Penggunaan pernis untuk pewarna dan lapisan kerajinan kayu ini bisa meningkatkan nilai estetika sekaligus menambah kekuatan material agar awet selama bertahun-tahun. Selain itu, pernis memiliki pilihan warna natural yang lebih beragam, ada warna yang lebih kemerahan, kuning, atau lebih gelap dari serat alam atau kayu untuk kerajinan. 

Oil Finish

promo finishing natural oil dan sanding sealer

Penggunaan minyak, seperti linseed oil atau natural oil, sangat baik untuk kayu dan serat yang ingin mempertahankan tekstur dan tampilan alaminya. Meskipun menggunakan minyak alami sebagai bahan baku, finishing ini cenderung meresap ke dalam pori-pori material, memberikan perlindungan dari dalam sambil mempertahankan fleksibilitas dan keindahan alami.

Wax Finish

Dengan lilin lebah sebagai komposisi utama, wax sering digunakan sebagai lapisan pelindung tambahan setelah finishing utama. Memberikan hasil akhir yang halus dan hangat, wax cocok untuk furnitur yang jarang terkena kelembapan atau gesekan. Warna wax biasanya netral, menjaga tampilan alami dari serat kayu.

Memilih warna untuk finishing serat alam tidak hanya tentang preferensi visual, tetapi juga tentang bagaimana warna tersebut sesuai dengan serat dan tekstur material. Berikut adalah beberapa preferensi yang bisa Anda pertimbangkan:

  1. Warna Netral

Tidak hanya mengandalkan warna alami serat alam, Anda juga bisa melakukan finishing dengan warna solid yang menutup serat atau permukaan serat alam. Warna netral seperti beige, abu-abu, dan putih adalah pilihan aman yang menonjolkan keindahan alami serat alam. Warna-warna ini tidak mendominasi, tetapi justru melengkapi dan memperkuat karakter alami material. Misalnya, finishing abu-abu pada serat jati dapat memberikan tampilan modern yang tetap natural.

  1. Warna Alami Kayu: Jika Anda ingin mempertahankan kesan alami dari kayu atau serat, pilih warna-warna yang mendekati warna asli bahan tersebut. Misalnya, warna coklat tua untuk kayu mahoni atau warna kuning keemasan untuk kayu pinus. Warna-warna ini mempertahankan kehangatan dan kedalaman yang sudah ada pada material.
  2. Warna Transparan: Finishing dengan warna transparan atau semi-transparan sangat ideal untuk serat alam yang memiliki tekstur dan pola menarik. Warna transparan memungkinkan detail serat tetap terlihat jelas, sambil memberikan sedikit sentuhan warna yang memperkaya tampilan keseluruhan. Untuk mewujudkan warna transparan tanpa menambahkan warna coklat, Anda bisa menggunakan produk clear coat sebagai pelapis yang bening untuk menambah kila dan daya tahan saja.

Tips Memilih Finishing dan Warna yang Tepat

  1. Pertimbangkan Fungsi Furnitur: Furnitur yang sering digunakan atau berada di area dengan kelembapan tinggi memerlukan finishing yang lebih tahan lama, seperti varnish atau lacquer. Sementara itu, untuk furnitur dekoratif yang jarang digunakan, finishing dengan oil atau wax bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
  2. Pahami Karakter Serat Alam: Setiap jenis kayu atau serat alam memiliki karakteristik yang unik. Memahami karakter ini akan membantu Anda memilih finishing dan warna yang paling sesuai. Misalnya, kayu yang berpori besar mungkin lebih cocok dengan finishing yang lebih tebal seperti varnish.
  3. Eksperimen dengan Warna: Jangan takut untuk bereksperimen dengan warna. Cobalah aplikasi finishing pada potongan kecil material terlebih dahulu untuk melihat bagaimana warna tersebut berinteraksi dengan serat. Ini akan membantu Anda menghindari hasil akhir yang tidak diinginkan.

Kesimpulan

Finishing dan pemilihan warna yang tepat adalah kunci untuk menciptakan furnitur yang tidak hanya fungsional, tetapi juga estetis. Dengan memahami berbagai jenis finishing dan bagaimana warna berinteraksi dengan serat alam, Anda bisa membuat produk yang menarik secara visual dan tahan lama. Jangan lupa untuk selalu mempertimbangkan fungsi, karakter material, dan hasil akhir yang diinginkan saat memilih finishing dan warna. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan hasil yang memuaskan, baik dari segi kualitas maupun penampilan.

tanya cs bio
Tanya Bio!