Bioindustries

Blog

Lem Kayu Tidak Menempel, Apa Sebabnya? Inilah Faktor yang Jarang Disadari

Pernah mengalami lem kayu tidak menempel, apa sebabnya? Padahal Anda mungkin sudah mengikuti langkah yang biasa dilakukan. Faktanya, ada banyak faktor kesalahan pemakaian yang sering diabaikan. 

Lem yang tidak menempelkan dengan baik antara sambungan furniture bahkan laminasi selalu menjadi tantangan serius pemilik bisnis furniture. Sambungan yang gagal merekat dapat merugikan nama brand Anda. 

Untuk mengendalikan daya rekat lem pada kayu banyak faktor yang jarang disadari mengundang kegagalan dan masih dilakukan. Baik itu dari segi persiapan sampai pemilihan bahan lem. 

Membantu Anda menemukan solusinya, sebaiknya simak dulu apa penyebab lem tidak menempel di bawah ini. 

Lem kayu tidak menempel, apa sebabnya yang perlu diketahui 

Lem kayu adalah salah satu bahan penting dalam proses produksi furniture, konstruksi, hingga kerajinan. Namun, sering kali hasilnya tidak sesuai harapan karena sambungan kayu justru tidak menempel dengan kuat. 

Berikut ini beberapa penyebab utama lemahnya daya rekat lem yang perlu Anda perhatikan:

1. Kondisi permukaan kayu yang kotor 

Permukaan kayu yang masih berdebu, berminyak, atau bahkan masih ada sisa finishing sebelumnya (jika menggunakan kayu bekas) akan membuat lem sulit meresap ke dalam serat kayu. Akibatnya, ikatan hanya menempel pada lapisan luar. 

Solusi yang bisa Anda lakukan dalam mengatasi masalah sepele ini adalah: 

  • Pastikan permukaan kayu diamplas ringan sebelum diberi lem. 
  • Bersihkan dari debu dan minyak menggunakan lap kering atau cairan pembersih yang sesuai. 

2. Kadar air dalam kayu yang terlalu tinggi 

Kayu yang basah atau memiliki kadar air di atas 12% akan mengganggu proses penyerapan lem. Air berlebih membuat lem encer dan tidak bisa mengikat dengan sempurna. 

Hal ini sering terjadi jika kayu tidak melalui proses pengeringan yang benar. Dalam mengatasinya, Anda bisa melakukan langkah berikut: 

Gunakan moisture meter untuk mengecek kadar kelembapan kayu sebelum mengelem. 

Simpan kayu di ruang kering dan terkontrol sebelum Anda memprosesnya lebih lanjut. 

3. Jenis lem yang digunakan 

Tidak semua lem kayu memiliki fungsi yang sama. Ada lem yang kuat di dalam ruangan tetapi tidak tahan air, ada juga yang memang diformulasikan untuk kondisi outdoor. 

Jika salah memilih lem, hasilnya tentu tidak maksimal. Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan saat memilih jenis lem, seperti: 

  • Mencari tahu apakah lem kayu tahan air dan kelembapan, karena akan memengaruhi keawetannya. 
  • Memastikan lem yang digunakan memiliki daya sebar luas sekaligus daya rekat kuat untuk sekali pakai. 
  • Pastikan juga lem cocok untuk beban berat, khususnya jika Anda ingin mengelem konstruksi kayu. 

Baca Juga: Jenis-jenis Lem Kayu yang Paling Kuat dan Tahan Lama untuk Furniture

4. Teknik aplikasi yang salah 

Menyambung kayu dengan lem tidak asal mengoles dan merekatkan, tapi ada masalah ketebalan dan pemerataan. Selain itu, tidak menggunakan tekanan jepitan yang sesuai akan membuat ikatan menjadi rapuh. 

Beberapa teknik aplikasi salah yang lainnya masih saja sering terjadi adalah: 

  • Mengabaikan penggunaan penjepit dan hanya mengandalkan kekuatan manual tangan. 
  • Terlalu cepat membuka penjepit sehingga lem belum benar-benar masuk ke pori kayu. 
  • Mengaplikasikan lem terlalu tebal dengan harapan daya rekatnya kuat, tapi yang terjadi hasil finishing kotor dan waktu curing menjadi lama. 

5. Lingkungan kerja yang tidak mendukung 

Suhu dan kelembapan ruang produksi sangat berpengaruh pada kualitas ikatan lem. Ruangan yang terlalu lembap membuat lem sangat sulit kering, sementara suhu terlalu rendah memperlambat proses curing. 

Untuk itulah, Anda harus menyediakan ruang curing dengan suhu yang terjaga. Ventilasi udara juga harus mampu menciptakan sirkulasi udara yang baik, untuk menjaga kelembapan ruang. 

Teknik aplikasi lem kayu agar menempel dengan cepat dan awet 

Dari banyaknya penyebab lem tidak merekat, salah satu faktor yang sering terjadi adalah kesalahan teknik aplikasi. Demi menghindari kerugian, Anda bisa ikuti teknik yang benar berikut ini: 

1. Mengoleskan lem tipis, jangan berlebihan 

Menggunakan lem terlalu banyak sering dianggap cara agar sambungan lebih kuat, padahal justru sebaliknya. Lem berlebihan akan sulit kering, bahkan bisa menghalangi penetrasi ke dalam serat kayu. 

Akibatnya, ikatan hanya menempel pada permukaan kayu dan mudah terlepas. Tips untuk pengolesan yang tepat adalah: 

  • Oleskan lem secukupnya, asalkan menutupi seluruh permukaan kayu atau material. 
  • Manfaatkan kuas, roller, atau alat spreader khusus agar distribusi lem merta dengan cepat. 

2. Gunakan clamp/ press dengan tekanan merata

Setelah lem diaplikasikan, permukaan kayu harus dijepit agar sambungan menjadi rapat. Tekanan yang merata membantu lem menyebar ke seluruh area sambungan dan mengisi rongga udara. 

Cara terbaik untuk menggunakan clamp atau alat press bisa dengan alat manual untuk produksi kecil yang tekanannya bisa diatur. Jika untuk produksi massal, Anda bisa menggunakan pres hidrolik atau mesin cold press otomatis. 

3. Hindari menekan berlebihan 

Memberikan tekanan terlalu kuat justru akan membuat lem keluar semua dari sambungan. Tapi jika lem terlalu tipis, ikatan pun tidak akan bertahan lama. Soal tekanan, solusinya adalah secukupnya. 

Sambungan akan menjadi lebih rapat dan masih ada lem yang tertinggal pada serat kayu sehingga tidak akan meluber. Selain itu, ikuti standar tekanan sesuai dengan jenis lem yang Anda pakai. 

4. Mengikuti rekomendasi waktu curing lem pabrikan 

Setiap lem kayu memiliki waktu curing atau pengeringan yang berbeda. Misalnya lem PVA, biasanya hanya membutuhkan waktu curing 30-60 menit untuk set awal, tetapi memerlukan waktu 24 jam untuk mencapai kekuatan penuh. 

Dalam curing, Anda tidak boleh terburu-buru membuka clamp sebelum waktu minimal yang telah direkomendasikan. Pada produksi massal, buatlah jadwal produksi yang memperhitungkan waktu curing agar hasilnya lebih efisien. 

5. Mengontrol suhu ruangan produksi 

Cara lem kayu cepat kering bukan hanya dari jenis lem yang Anda pilih, tapi juga dipengaruhi oleh suhu ruang. Faktor lingkungan sangat memengaruhi kualitas ikatan. 

Suhu yang terlalu rendah atau kelembapan tinggi akan memperlambat proses pengeringan lem. Sebaiknya, jaga suhu ruang produksi kisaran 25-30 derajat Celcius, kemudian atur kelembapan di level 50% -60% agar lebih stabil. 

Jika Anda memproduksi skala kecil, membiarkan kayu kering dalam ruangan yang berventilasi udara baik, menambahkan kipas angin dan dehumidifier juga bisa jadi solusinya. 

Kini tidak perlu bingung lagi masalah lem kayu tidak menempel, apa sebabnya? Karena Anda sudah bisa mendeteksi faktor penyebab yang selama ini jadi penghalang meningkatkan kualitas furniture. 

Sebelum menerapkan teknik yang tepat, Anda tentunya harus mencari produk lem kayu furniture yang kualitasnya tinggi. Lem Crossbond X3 bisa menjadi jawabannya! 

Terbuat dari PVAC modifier yang jauh lebih efektif merekatkan dua bidang kayu dari lem PVAC biasa. Crossbond X3 juga berwarna transparan sehingga tidak akan merusak tampilan furnitures. 

Terlebih lagi, Crossbond X3 termasuk jenis lem yang aman, non toxic, sekaligus bebas bau. Ingin segera mengelem furniture untuk hasil yang menjanjikan? Dapatkan Crossbond X3 sekarang juga dengan klik banner di bawah ini!

tanya cs bio
Hotline dan Konsultasi