Bioindustri Omnipresen

Blog

Pentingnya Memahami HS Code dan Tarif Bea Cukai untuk Ekspor Furniture ke Pasar Internasional

Banyak tantangan bagi Anda pengusaha ekspor furniture. Salah satunya, memahami HS code dan tarif bea cukai untuk ekspor furniture untuk menghindari kesalahan dalam klasifikasi produk dan perhitungan biaya. 

Apalagi mengingat tarif bea cukai ini sering berubah-ubah mengikuti kebijakan pemerintah di setiap negara. Merencanakannya dengan tepat sejak awal, akan membantu bisnis Anda berjalan secara efektif dan meningkatkan profitabilitas. 

Lalu, apa yang dimaksud dengan HS code? Bagaimana cara mengecek dan apa hubungannya dengan tarif bea cukai? Untuk memudahkan ekspor bisnis furniture Anda, kami akan membahasnya secara lengkap pada artikel kali ini. 

Panduan lengkap memahami HS code dan tarif bea cukai untuk ekspor furniture ke berbagai negara 

Saat mempersiapkan ekspor furniture, Anda akan menemukan berbagai kode dan juga sertifikasi yang harus dipenuhi. Mulai dari fumigasi pada palet kayu sebagai kemasan, hingga sertifikasi SVLK dalam ekspor furniture.

Tidak ketinggalan pula HS code yang jadi salah satu faktor penentu tarif bea cukai. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa mengecek pengertian, manfaat, cara mengecek dan membaca HS code berikut ini:

Apa itu HS code hubungannya dengan tarif bea cukai 

HS code (Harmonized System Code) merupakan sistem internasional yang dipakai untuk mengklasifikasikan barang yang diperdagangkan di seluruh dunia. Setiap jenis produk punya kode unik untuk memudahkan otoritas pabean dan mengidentifikasinya. 

Dulunya, HS code memiliki 10 digit angka, yakni 6 angka dari World Customs Organization (WCO) yang berlaku internasional. Namun, dari tahun 1986, HS code disepakati digunakan sebagian besar negara di seluruh dunia. 

Berkat sistem ini, klasifikasi produk jadi lebih tepat dan sistematis, sehingga selalu digunakan untuk eksportir. 

Klasifikasi HS code sendiri sudah terdapat dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). Inilah yang membuat hubungan HS code dengan tarif bea cukai sangatlah besar. 

Cukup dengan mengetahui HS code, maka akan lebih mudah mengenali berapa tarif bea cukai yang berlaku pada furniture. Anda pun bisa dengan mudah merencanakan biaya ekspor dan mencegah biaya tambahan yang tidak diinginkan. 

Manfaat HS code pada ekspor furniture 

Jika memperhatikan pengertian HS code, manfaat yang didapatkan tidak hanya bagi otoritas bea cukai tetapi juga eksportir. Berikut ini beberapa manfaatnya dalam ekspor furniture:

1. Memudahkan proses kepabeanan 

Kehadiran HS code memudakan furniture masuk ke klasifikasi dengan benar di perbatasan dan membuat proses lebih cepat oleh pihak berwenang di bea cukai. Inilah yang bisa mengurangi potensi keterlambatan dan masalah clearance

2. Penentu tarif bea cukai dengan tepat 

Bagi negara tujuan ekspor, HS code ini akan menjadi penentu tarif bea cukai yang berlaku pada furniture. Dengan menggunakan HS code dengan benar, Anda bisa menghindari tarif bea cukai yang lebih tinggi karena salah mengklasifikasikan.

Baca Juga: Regulasi & Persyaratan Ekspor Furniture Kayu ke Eropa yang Wajib Diketahui

3. Mengurangi risiko denda dan penalti 

Salah dalam mengklasifikasikan barang bukan hanya mendapatkan tarif bea cukai yang tinggi, tapi juga memperoleh denda dan penalti. Untungnya dengan menerapkan HS code ini, Anda bisa terhindar dari risiko membayar denda berupa penalti atau hukum lainnya. 

4. Memudahkan pengajuan dokumen ekspor 

Setiap pengiriman furniture ekspor membutuhkan dokumen kepabeanan yang tepat, termasuk di dalamnya informasi mengenai HS code. Dengan mengetahui kode yang benar, Anda bisa mempersiapkan dokumen yang diperlukan dengan cepat dan tepat. 

5. Memudahkan akses ke data dan statistik perdagangan 

HS code juga memiliki manfaat untuk menggunakan data perdagangan internasional yang tersedia. Mulai dari statistik impor dan ekspor, sehingga membantu menganalisis pasar dan merencanakan ekspansi bisnis ke negara lain dengan permintaan furniture yang tinggi. 

Cara mengecek dan membaca HS code barang 

Setelah memahami pentingnya HS code, Anda tentu penasaran bagaimana cara untuk mengecek kode dari furniture? Berikut ini beberapa tahapan yang bisa Anda ikuti untuk mengeceknya:

  • Akses laman resmi di insw.go.id/intr. 
  • Setelah terbuka, pada halaman utama Anda bisa memasukkan kata furniture. 
  • Maka akan muncul daftar kode dan juga uraian barang dengan jelas. 

Pada uraian yang muncul, Anda bisa menyesuaikannya kembali dengan jenis furniture kayu yang akan diekspor. Kodenya berisi 8 digit yang menjelaskan klasifikasi barang secara lengkap. Berikut ini cara membacanya:

  • 2 digit pertama adalah kelas atau kategori utama. Misalnya 94 adalah furniture dan bagian-bagiannya. 
  • 4 digit pertama akan menjelaskan sub kategori barang. Misalnya 9403 menunjukkan furniture yang dibuat dari bahan selain logam. 
  • 8 digit pertama akan menjelaskan detail barang lebih spesifik. Misalnya, 94032000 adalah furniture yang terbuat dari bahan kayu. 

Supaya pembacaan kode ini tidak salah, Anda terlebih dahulu harus memahami kategori utama yang telah ditetapkan. Setelah itu, periksa sub kategorinya dan selalu memakai sumber resmi untuk memastikan keakuratan informasi. 

Faktor yang mempengaruhi tarif bea cukai untuk ekspor furniture

HS code bukan satu satunya yang mempengaruhi tarif bea cukai ekspor furniture. Ada beberapa faktor lainnya yang mempengaruhinya, yaitu:

1. Jenis material 

Material furniture menjadi penentu utama tarif bea cukai. Biasanya, furniture kayu solid memiliki tarif yang lebih tinggi karena mempertimbangkan faktor perlindungan lingkungan dan konservasi sumber daya alam. 

Jenis kayunya pun bisa jadi memiliki tarif yang berbeda atau justru mendapat pembatasan impor pada beberapa negara. Terutama negara yang memiliki regulasi ketat terkait produksi furniture. 

2. Nilai pabean barang 

Tarif bea cukai sering dihitung berdasarkan nilai pabean barang, yang meliputi harga barang itu sendiri, biaya pengiriman, hingga asuransi. Apabila nilai furniture tinggi, maka tarif yang dikenakan juga menjadi lebih besar. 

Oleh karena itu, Anda harus memastikan nilai barang yang dilaporkan sesuai dengan nilai pasar agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan tarif. Salah menghitung akan menimbulkan kerugian besar. 

3. Volume dan kuantitas ekspor 

Ada beberapa negara yang memiliki ketentuan tarif bea cuka berdasarkan volume atau kuantitas barang yang diekspor. Jika mengekspor dalam jumlah besar, beberapa negara ada yang menawarkan bea cukai rendah bahkan memberikan insentif. 

Namun, untuk pengiriman jumlah kecil bahkan satuan, tarif bea cukai bisa menjadi lebih tinggi. Maka, Anda harus memastikan dulu peraturan bea cukai dari negara tujuan ekspor. 

4. Proses produksi furniture 

Dalam ekspor furniture, proses produksi juga menentukan tarif bea cukai. Seperti proses produksi yang rumit dan membutuhkan teknologi khusus biasanya akan dikenakan biaya yang sedikit lebih tinggi. 

Ekspor furniture di masa kini sudah terbuka lebar untuk para pengusaha baru. Namun, agar prosesnya lancar banyak hal yang harus dicermati, seperti memahami HS Code dan tarif bea cukai untuk ekspor furniture. 

Khusus untuk persiapan ekspor furniture kayu, Anda juga harus memperhatikan jenis coating yang digunakan. Ini penting, mengingat banyak negara luar yang memiliki syarat ketat tentang cat pada furniture kayu. 

Supaya bisa lolos ekspor, Anda bisa menggunakan cat kayu produksi dari Bioindustries yang terbuat dari water based. Cat yang aman dan ramah lingkungan ini selalu memenuhi standar regulasi ekspor furniture kayu luar negeri. 

Ingin tahu jenis produk yang cocok untuk kebutuhan furniture ekspor Anda? Klik banner di bawah ini sekarang juga untuk konsultasi gratis!

tanya cs bio
Tanya Bio!