Bioindustri Omnipresen

Blog

Kenali Pengaruh Kelembapan Substrat terhadap Hasil Akhir Finishing Water Based sebelum Mengecat

Cat water based semakin populer karena sifatnya yang low VOC dan cepat kering. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kelembapan substrat terhadap hasil akhir finishing water based cukup krusial. 

Tanpa kontrol kelembapan substrat kayu yang baik, pelapisan dengan cat kayu water based bisa saja gagal, mulai dari muncul cacat hingga risiko perlindungan. Itulah sebabnya, setiap sebelum mengecat Anda harus memahami dulu moisture content pada kayu. 

Mengingat setiap kayu memiliki tingkat kelembapan yang berbeda-beda, maka Anda harus memahami karakteristik semua jenisnya. Dengan begitu, Anda bisa meningkatkan waktu kerja saat finishing dan memastikan hasilnya kering sempurna. 

Seperti apa pengaruh kelembapan kayu yang harus Anda perhatikan dan bagaimana cara mengontrolnya? Kami akan membahasnya secara lengkap, hingga cara untuk mempersiapkan substrat kayu yang tepat. 

7 Pengaruh kelembapan substrat terhadap hasil akhir finishing water based

Setidaknya ada tujuh pengaruh kelembapan yang akan muncul pada kayu baik secara langsung atau bertahap. Efek ini harus dipahami sejak awal, sehingga Anda bisa mencegahnya. 

1. Menyebabkan adhesi coating tidak optimal 

Kayu yang kelembapannya terlalu tinggi akan menghalangi adhesi lapisan cat water based, karena lapisan coating gagal menempel pada serat kayu. Jika kayu masih mengandung air berlebih, lapisan primer atau sanding sealer bahkan coating di atasnya akan mengelupas lebih dini karena kurangnya daya rekat. 

Dalam waktu tidak lama, Anda bahkan akan melihat retak rambut pada permukaan furniture. Apalagi jika furniture sering terkena cahaya matahari seperti perabotan taman. 

2. Mengganggu daya sebar dan penyerapan lapisan finishing

Kayu dengan kelembapan tidak ideal membuat pigmen dan cairan finishing tidak merata tersebar. Area tertentu bisa saja lebih basah, sedangkan area lain menyerap terlalu cepat atau tidak sama sekali. 

Penyerapan yang berbeda-beda pada satu substrat kayu akan menampilkan hasil finishing yang bertekstur. Lebih parahnya lagi, warna cat tidak akan konsisten yang terlihat sangat belang. 

3. Munculnya gelembung atau blistering

Uap air yang terperangkap di bawah lapisan coating selama proses curing bisa menyebabkan gelembung udara. Hal ini terjadi karena kayu yang masih lembap terburu-buru menguapkan cat. 

Ketika lapisan coating sudah mulai mengering pada permukaan, justru menimbulkan struktur yang tidak rata. Gelembung ini akan sangat terlihat dan hanya bisa diperbaiki dengan melakukan pengecatan ulang, yang artinya perlu bahan dan waktu lagi. 

Baca Juga: Apa Penyebab Gelembung Cat Pada Saat Finishing dan Cara Mengatasinya

4. Perubahan warna atau hasil warna tidak merata 

Keadaan kelembapan pada substrat kayu yang berbeda akan memicu warna menjadi lebih gelap di satu sisi dan bagian lainnya lebih terang. Bahkan, meskipun Anda menggunakan cat water based transparan, variasi kadar air pada kayu akan terlihat. 

Anda mungkin akan melihat sebagian kayu terlihat seperti masih basah dan lainnya sangat kering. Hal ini akan mengganggu estetika furniture yang Anda cat meskipun permukaan coating sudah kering. 

5. Meningkatkan risiko cacat seperti warping 

Kayu bersifat hygroscopic, yaitu menyusut atau mengembang sesuai dengan kondisi kelembapan pada lingkungannya. Jika substrat kayu tidak stabil sebelum finishing, maka distorsi seperti perubahan bentuk menjadi melengkung atau warping akan mudah terjadi. 

Terjadinya warping akan mengubah struktur kayu menjadi rusak, yang akhirnya mengganggu keamanan. Misalnya, terjadi warping pada kursi makan, risikonya bisa mengalami patah dan sangat berbahaya. 

6. Memperlama waktu pengeringan 

Kadar air yang tinggi memperlambat proses pengeringan dan curing. Lapisan cat water based akan membutuhkan waktu lama untuk mengeras, memperlambat alur produksi, dan memperbesar risiko kontaminasi debu atau cacat selama pengeringan. 

Waktu pengeringan yang lama artinya lebih banyak biaya lagi untuk menyelesaikan finishing. Apabila Anda memiliki tenggat waktu pengiriman furniture dalam waktu singkat, maka akan sulit untuk memenuhinya. 

7. Mengurangi daya tahan lapisan finishing

Lapisan finishing yang diaplikasikan pada substrat yang terlalu basah cenderung lebih mudah terkelupas, retak, atau aus lebih cepat. Ketahanan terhadap goresan, kelembapan lingkungan, dan bahan kimia pun menurun drastis. 

Penurunan kualitas perlindungan ini akan memengaruhi citra bisnis Anda di mata konsumen. Mereka akan merasa kecewa karena furniture yang belum lama dibeli mudah mengelupas dan rusak lapisan coatingnya. 

Cara mengukur dan mengontrol kelembapan substrat kayu

Untuk menghindari pengaruh kelembapan substrat pada furniture Anda, maka sebelum finishing penting untuk mengukur dan mengontrol kelembapannya. Berikut ini beberapa cara praktisnya:

1. Menggunakan alat pengukur kelembapan kayu

Anda bisa memanfaatkan moisture meter elektrik yang bisa membaca kadar air kayu secara cepat dan akurat. Idealnya, kadar air untuk kayu untuk furniture indoor adalah sekitar 6-8%, sedangkan kayu sebagai furniture eksterior bisa sampai 9-14%. 

Pastikan juga setiap batch kayu sudah dicek dan hanya memiliki rentang kelembapan tersebut. Hindari untuk mengecat saat kayu lebih rendah atau terlalu tinggi kelembapannya. 

2. Menerapkan teknik pengeringan yang tepat

Kayu yang akan Anda gunakan sebagai furniture dan dicat, sebaiknya telah melewati prosedur pengeringan yang tepat. Ada setidaknya tiga teknik yang bisa Anda pilih, yaitu:

  • Air drying: Teknik ini dilakukan dengan meletakkan kayu pada tempat yang berventilasi cukup dan terlindungi dari hujan, hingga mencapai kelembapan sesuai target. 
  • Kiln drying: Proses pengeringan dengan mengontrol suhu dan kelembapan. Menggunakan alat kiln dry khusus untuk mempercepat kelembapan. 
  • Oven drying: Metode pengeringan dengan memasukkan kayu ke dalam oven bersuhu tinggi biasanya sekitar 103-105 derajat Celcius. 

3. Menyimpan kayu agar kelembapannya stabil 

Selain pengecekan, kayu yang sudah kering juga harus disimpan dengan tepat untuk menjaga kestabilan kelembapan. Caranya adalah dengan menyimpan dalam ruangan dengan suhu dan kelembapan terkontrol. 

Gunakan stiker antar lapisan kayu dan hindari kontak langsung dengan lantai atau dinding yang lembap. Selama penyimpanannya tepat, Anda bisa menggunakan kayu kapan saja untuk pengecatan. 

4. Menyesuaikan hasil finishing dengan karakter kayu

Ada banyak jenis cat kayu water based yang bisa Anda gunakan untuk finishing. Sebagai bagian dari persiapan, Anda perlu menentukan hasil finishing dengan karakter kayu yang tepat. 

Misalnya, untuk kayu dengan pori besar seperti jati atau mahoni maka perlu tambahan sanding sealer sebelum clear coat. Sedangkan jenis kayu berpori halus seperti maple, Anda bisa langsung menggunakan wood stain dan clear coat. 

Memahami karakter kayu akan membantu Anda untuk memilih jenis finishing dan urutan aplikasi yang tepat. Dengan begitu, hasil finishing akan lebih maksimal dan tahan lama. 

Pengaruh kelembapan substrat terhadap hasil akhir finishing water based adalah hal yang tidak boleh Anda sepelekan. Mulailah untuk mempersiapkan kayu dengan kelembapan tepat agar hasil pengecatan lebih berkualitas. 

Untuk mendapatkan hasil finishing lebih baik lagi, Anda bisa menggunakan cat water based dari Bioindustries yang pilihan produknya lengkap. Anda bisa mendapatkan cat pernis, cat duco, cat enamel, sesuai dengan kebutuhan. 

Ingin mendapatkan hasil finishing tahan lama pada substrat kayu? Mari, temukan cat water based yang tepat dengan klik banner di bawah ini agar Anda bisa konsultasi bersama tim Bio sekarang!

tanya cs bio
Hotline dan Konsultasi