Bioindustri Omnipresen

Blog

Bio Industri, Kayu Loka, dan LSP Furniko Selenggarakan Uji Kompetensi Finishing untuk Praktisi Finishing di Yogyakarta

Uji kompetensi finishing kayu

Demi memfasilitasi proses sertifikasi di sektor industri kayu, Pusdiklat BPSDMI Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Bio Industries, Kayu Loka, dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Furniture dan Kayu Olahan untuk mengadakan uji kompetensi bagi 50 praktisi dan tukang finishing di Yogyakarta.

Kolaborasi multi pihak yang diselenggarakan pada Sabtu (30/9) ini merupakan langkah lanjutan dari Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 31 Tahun 2021, mengenai penetapan standar kompetensi kerja nasional kategori industri pengolahan dan industri furnitur kayu.

Menurut Didik Wasono, asesor sekaligus spesialis finishing kayu memaparkan tujuan sertifikasi ini adalah memberi kesempatan kepada seluruh aplikator finishing di Yogyakarta untuk menunjukkan dan meningkatkan kompetensi di bidang finishing. “Setelah dinyatakan lulus dan menerima sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), aplikator mampu meningkatkan value diri dan taraf hidup,” jelas Didik saat dijumpai di gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN). Selain itu, ia menambahkan bahwa sertifikasi adalah upaya mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan persyaratan dari buyer furnitur dalam skala besar.

Industri furnitur kayu memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia, baik dalam bentuk kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) maupun dalam perolehan devisa melalui ekspor. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun pelaku industri untuk memperkuat daya saing tenaga kerja yang kompeten dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, bersaing global, dan berwawasan lingkungan.

Proses penilaian uji kompetensi finishing di Yogyakarta pun terbilang cukup mudah, mulai dari pengumpulan portofolio hasil kinerja finishing selama setidaknya satu tahun, kemudian dilanjutkan dengan tes lisan mengenai aspek-aspek keselamatan kerja, potensi, dan kendala yang mungkin dihadapi dalam pekerjaan finishing, dan lain sebagainya.

“Pekerja dalam negeri masih sangat sedikit yang tersertifikasi. Dengan mengikuti sertifikasi ini saya harap bisa berkontribusi dan memiliki daya saing lebih di sektor industri furnitur,” ungkap Bayu Prasetya, salah satu peserta yang sudah berpengalaman selama 4 tahun di bidang finishing Yogyakarta.

Hal tersebut juga selaras dengan pernyataan Sumino, dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta bidang teknik produksi pengolahan kayu. Menurutnya, sertifikasi kompetensi ini ia butuhkan untuk meningkatkan kompetensinya dan pemahaman teknis finishing untuk kepentingan mengajar pada anak didiknya. “Selain kemampuan teknis, pemilihan cat kayu yang tepat seperti Biovarnish water based ini membuat pengerjaan finishing kami lebih efisien dan hemat cat.”

Setelah sertifikasi selesai Fathonah Syarifudin, selaku ketua penyelenggara dari Kayu Loka berharap program sertifikasi ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan daya saing industri furnitur kayu di Yogyakarta serta membuka peluang lebih luas bagi tenaga kerja lokal untuk berkembang dan bersaing dalam industri yang semakin kompetitif.

tanya cs bio
Tanya Bio!