Lem kayu yang rusak sering menjadi penyebab sambungan gagal merekat sempurna. Penyebab utamanya bukan karena kualitas yang murahan, tapi cara penyimpanan lem kayu yang tidak sesuai.
Kualitas lem kayu tidak hanya ditentukan oleh mereknya, tetapi juga bagaimana Anda menyimpannya setelah dibuka. Suhu, kelembapan, serta paparan udara dapat mempercepat proses degradasi bahan perekat dalam lem.
Akibatnya, ikatan kayu akan melemah, bahkan gagal total. Jika Anda tidak ingin rugi karena harus berulang kali membeli lem baru dan menyisakan banyak lem terbuang, sebaiknya simak cara penyimpanannya yang benar ini.
Karakteristik dan usia simpan lem kayu
Ada begitu banyak jenis lem kayu yang masing-masing memiliki karakteristik serta usia simpan berbeda. Baik itu usia simpan sebelum maupun sesudah dibuka dapat berbeda-beda. Berikut ini penjelasan setiap jenis kayu:
1. Lem PVA
Sering disebut sebagai lem putih atau lem yang paling umum digunakan dan terkenal dengan daya rekatnya yang bagus. Lem berbasis air ini karakternya berwarna bening ketika mengering dan mudah dibersihkan sebelum kering.
Beberapa lem PVA memiliki usia simpan 1 tahun sejak dari tanggal manufaktur dan ditunjang dengan penyimpanan tertutup serta suhu terkontrol setelah dibuka. Lingkungan yang disarankan adalah suhu sejuk dan kering.
Jika tidak disimpan dengan suhu yang dianjurkan, maka mengakibatkan lem PVA akan berubah menjadi menggumpal atau mengental. Ketika sudah dibuka, usianya bisa jadi lebih pendek, tergantung seberapa sering terkena kontak udara.
2. Lem poliuretan
Terkenal dengan sebutan lem PU, memiliki karakteristik yang reaktif terhadap kelembapan. Sedikit saja terkena uap air, maka bisa mengaktifkan rakis kimia, sehingga lem menjadi keras dan mengembang dalam kemasan.
Karena penyimpanannya cukup rumit, Anda sebaiknya fokus pada pengaturan suhu ruangan. Suhu yang ideal untuk penyimpanan lem PU adalah antara 10-27 derajat Celcius dengan kelembapan kurang dari 60%.
Beberapa pabrikan lem PU menyarankan waktu penyimpanan hanyalah 6-12 bulan setelah dibuka. Itu pun tergantung dengan seberapa sering akan membuka tutup untuk menggunakannya.
3. Lem kayu epoxy
Termasuk jenis lem kayu dua komponen yang perlu menggunakan resin serta hardener sebelum digunakan. Kedua komponen ini harus disimpan secara terpisah dan rentan terhadap kontaminasi udara, kelembapan, maupun fluktuasi suhu ekstrem.
Selama penyimpanannya tepat, lem kayu epoxy bisa tahan hingga bertahun-tahun, meskipun ada penurunan kualitas. Jika lem sudah menurun kualitasnya akan akan menimbulkan kristalisasi bahkan membeku.
Beberapa produk lem kayu epoxy dari pabrikan biasanya hanya memberikan masa kadaluarsa selama 2 tahun. Jika sudah dibuka masa pakainya pun bisa menurun.
Baca Juga: Lem Kayu Lama Kering, Kenapa Bisa Terjadi? Ini Penyebab Utamanya
Cara penyimpanan lem kayu yang ideal
Hampir semua produsen lem kayu selalu mencantumkan usia simpan produknya untuk meminimalkan resiko kegagalan ketika lem disimpan dalam kondisi buruk. Oleh karena itu, Anda harus memastikan penyimpanannya benar dengan beberapa cara berikut:
1. Memastikan suhu optimal (ruang sejuk, jauh dari panas langsung)
Melansir Fine Woodworking, lem kayu terutama yang berbasis air seperti PVA tergolong sensitif terhadap perubahan suhu. Untuk suhu ideal yang bisa Anda perhatikan adalah 10-25 derajat Celcius.
Jika menyimpannya dalam suhu terlalu tinggi, seperti lebih dari 30 derajat Celcius, maka akan mempercepat penguapan air atau pelarut dalam lem. Kondisi tersebut yang akan memicu lem mengental dan sulit diaplikasikan.
Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah maka teksturnya akan membeku dan menggumpal secara permanen. Sebagai rekomendasi, Anda bisa menyimpan lem di ruang sejuk seperti lemari penyimpanan yang tertutup.
2. Ciptakan kelembapan yang relatif aman
Kelembapan tinggi adalah musuh utama lem kayu. Uap air yang berlebihan dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pada lem. Selain itu, juga menimbulkan reaksi kimia pada lem PU yang sensitif terhadap air.
Kelembapan berlebihans akan mengubah viskositas lem berbasis air. Jadi, apabila workshop Anda berada di daerah lembap, gunakan dehumidifier atau penyerap kelembapan agar udara tetap kering.
3. Menentukan lokasi penyimpanan yang aman
Tempat Anda menyimpan lem kayu harus tertutup dan terlindungi dari perubahan suhu mendadak. Simpan tidak langsung di lantai, seperti lemari khusus penyimpanan lem atau ruang penyimpanan bahan baku finishing dengan ventilasi cukup.
Hindari meletakkan lem langsung di atas tanah atau lantai, perlu ada jarak untuk mencegah kontak pada kelembapan tanah. Pastikan juga tidak berdekatan dengan bahan kimia lain seperti thinner, pelarut, atau cat berbasis pelarut yang uapnya dapat mempengaruhi komposisi lem.
4. Hindari paparan cahaya atau sinar uv langsung
Paparan sinar matahari langsung, terutama sinar UV dapat mempercepat proses oksidasi dan mengubah komposisi kimia lem kayu. Lem berbasis epoksi bisa mengalami penguapan bahan pelarutnya yang lebih cepat.
Sedangkan lem berbasis air bisa memisah menjadi bagian cair dan padat. Oleh karena itu, cara menyimpan lem kayu harus dalam wadah buram yang tidak tembus cahaya, dan hindari area yang terkena sinar matahari langsung.
5. Pastikan posisi penyimpanan tegak
Menyimpan botol lem dalam posisi tegak akan membantu menjaga tekanan udara dalam kemasan tetap stabil dan mencegah kebocoran. Khususnya lem berbentuk cair seperti PVA atau PU.
Untuk kemasan lem berbentuk tube atau kaleng, posisi tegak juga akan mencegah lem menempel pada bagian tutup, yang akan menyulitkan pembukaan berikutnya.
Saran tambahan, setelah penggunaan biasakan untuk membersihkan mulut botol dan pastikan tutup benar-benar rapat sebelum disimpan kembali.
6. Manfaatkan desiccant atau penyerap lembap
Untuk menjaga kondisi ruangan atau lemari penyimpanan lem selalu kering, Anda bisa menambahkan silica gel atau bahan serap lembap lainnya. Cara ini efektif untuk daerah tropis seperti Indonesia yang tingkat kelembapannya tinggi.
Dessicant akan bekerja menyerap air di udara sekitar, sehingga mencegah reaksi lembap pada lem kayu dan mencegah pertumbuhan jamur. Jangan lupa, pastikan untuk mengganti desiccant secara berkala, terutama jika sudah berubah warnanya.
Tips menyegel, membuka, dan menutup kemasan lem kayu
Demi memaksimalkan penyimpanan, cara Anda memperlakukan kemasan lm juga berpengaruh pada daya rekat dan usia simpan. Beberapa tips berikut ini bisa Anda jadikan acuan penting:
- Biasakan untuk menggunakan alat pembuka kemasan lem yang sesuai, hindari menusuk tutup botol atau kaleng.
- Bersihkan mulut kemasan sebelum Anda menutupnya untuk menghindari lem kering dan susah dibuka.
- Pastikan tutup rapat dengan sempurna sehingga tidak ada udara yang masuk dan mengontaminasi.
- Hindari memindahkan lem ke wadah yang lain dan simpan dalam kemasan aslinya.
Setelah memahami cara penyimpanan lem kayu yang benar, kini Anda tidak perlu khawatir lagi lem akan mengeras atau menggumpal. Sekarang, Anda hanya perlu mencari merek lem terbaik yang berdaya rekat tinggi dan mudah diaplikasikan.
Seperti lem Crossbond X3 yang termasuk lem kayu PVA modifier dengan daya rekat tinggi dan kemasan ber-nozzle untuk memudahkan aplikasi. Crossbond X3 bisa Anda gunakan untuk menyambung konstruksi kayu maupun serat alam lainnya.
Ingin menciptakan sambungan kayu yang kuat, bebas bekas lem, dan tahan lama? Dapatkan Crossbond X3 sekarang juga dengan klik banner di bawah ini sekarang!

