Dalam proses finishing mebel, ukiran kayu sering menjadi bagian paling menarik sekaligus paling rentan mengalami kerusakan seperti retak setelah difinishing. Maka dari itu, memahami cara melindungi ukiran kayu dari retak saat finishing menjadi hal yang sangat penting, khususnya bagi pengrajin.
Ukiran kayu memiliki kontur dan lekukan yang rumit, berbeda dengan permukaan datar yang relatif lebih mudah ditangani. Untuk itu, pengecekan dan perawatan permukaan ukiran memerlukan teknik yang berbeda dan lebih teliti. Jika tidak dilakukan dengan benar, finishing pada bagian ukiran bisa menghasilkan retakan halus hingga pecahnya lapisan cat.
Ada banyak trik dan langkah penting yang harus dipelajari agar finishing pada ukiran kayu tidak hanya indah, tetapi juga tahan lama. Simak trik lengkapnya di sini.
Penyebab ukiran kayu retak saat finishing
Sebelum membahas cara melindungi ukiran kayu dari retak saat finishing, penting untuk memahami penyebab utama yang sering memicu munculnya retakan. Retak bukan hanya terjadi karena kesalahan teknis saat finishing, tetapi juga bisa disebabkan oleh kondisi kayu atau produk finishing yang tidak sesuai.
Berikut empat penyebab utama ukiran kayu retak saat finishing:
Kadar air kayu yang tidak stabil
Kayu yang belum dikeringkan dengan sempurna sangat rentan mengalami perubahan bentuk dan retak, terutama pada bagian ukiran. Ketika kadar air masih tinggi dan finishing dilakukan, maka setelah proses pengeringan, lapisan cat bisa ikut retak mengikuti perubahan volume kayu.
Penggunaan produk finishing yang tidak sesuai
Produk finishing seperti sealer, sanding sealer, atau top coat yang tidak fleksibel atau tidak tahan terhadap perubahan suhu dan kelembaban akan mudah mengalami retakan, terutama jika digunakan pada detail ukiran yang bercelah kecil.
Teknik aplikasi yang kurang tepat
Aplikasi lapisan finishing yang terlalu tebal atau tidak merata di bagian ukiran dapat menyebabkan beban berlebih pada permukaan. Saat lapisan tersebut mengering, kemungkinan besar akan mengalami retak karena tidak dapat mengikuti pergerakan alami kayu.
Proses pengeringan yang terlalu cepat atau tidak merata
Finishing pada ukiran memerlukan waktu pengeringan yang cukup agar produk dapat meresap dan mengikat sempurna. Jika pengeringan dipaksakan dengan cepat (misalnya menggunakan sinar uv buatan), maka permukaan bisa mengalami ketegangan dan retak.
Baca Juga: 7+ Faktor yang Memengaruhi Retak Kayu Selama Pengeringan
5 Cara melindungi ukiran kayu dari retak saat finishing
Setelah memahami penyebabnya, kini saatnya mengetahui cara melindungi ukiran kayu dari retak saat finishing. Berikut adalah lima cara yang bisa Anda terapkan agar hasil akhir finishing ukiran kayu lebih tahan lama dan bebas retak:
Gunakan kayu dengan kadar air yang ideal
Pastikan kayu yang digunakan sudah melalui proses oven atau pengeringan alami hingga kadar airnya mencapai 12–15%. Gunakan moisture meter untuk mengecek kadar air sebelum finishing dimulai untuk memastikan kelembabannya.
Aplikasikan wood filler khusus untuk ukiran
Gunakan wood filler yang elastis dan formulasinya bagus untuk mengisi celah atau pori-pori pada area ukiran. Ini membantu meminimalkan kemungkinan retak karena tekanan atau perubahan suhu setelah finishing.
Gunakan sealer dan top coat yang elastis
Pilih produk finishing yang memiliki fleksibilitas tinggi seperti water based coating. Anda bisa menemukannya dalam produk Biovarnish Sanding Sealer yang dirancang khusus mampu mengikuti perubahan bentuk kayu tanpa menyebabkan lapisan retak.
Aplikasikan finishing dengan teknik semprot bertahap
Untuk area ukiran, teknik semprot bertahap dengan lapisan tipis sangat disarankan. Hindari aplikasi yang terlalu tebal dalam satu kali semprot karena bisa menimbulkan retakan akibat lapisan tidak mengering sempurna. Lebih baik mengaplikasikan berulang daripada mengambil risiko munculnya retakan.
Biarkan setiap lapisan mengering sempurna
Jangan terburu-buru dalam mengaplikasikan lapisan berikutnya. Berikan waktu cukup untuk setiap lapisan (wood filler, sealer, sanding sealer, top coat) agar benar-benar kering sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
Biasanya, perlu waktu sekitar 60 menit untuk setiap lapisan mengering dengan baik. Jangan lupa amplas manual dengan grit halus seperti 400 agar lapisan cat baru menempel dengan sempurna.
Kesalahan umum yang harus dihindari saat finishing ukiran kayu
Selain menerapkan teknik yang benar, Anda juga harus menghindari beberapa kesalahan umum berikut ini yang sering menyebabkan kegagalan finishing pada ukiran kayu:
Langsung mengecat tanpa persiapan permukaan
Ukiran yang tidak dibersihkan dari debu, serbuk amplas, atau sisa pemahatan dapat menyebabkan lapisan finishing tidak menempel sempurna. Akibatnya, cat mudah retak atau mengelupas bahkan setelah mengering, semua karena sisa debu dan kotorannya.
Menggunakan kuas untuk area ukiran detail
Aplikasi kuas pada ukiran yang rumit sering kali tidak merata dan justru meninggalkan bekas sapuan atau lapisan yang terlalu tebal. Inilah yang bisa menjadi pemicu retakan saat cat mengering.
Tidak menggunakan primer atau sealer yang tepat
Banyak pengrajin melewatkan tahap aplikasi primer karena dianggap tidak penting atau ingin menghemat biaya. Padahal, primer atau sealer berfungsi sebagai pengikat antara permukaan kayu dan lapisan finishing.
Aplikasinya pun tidak perlu berulang, tinggal sekali cat saja maka bisa menciptakan pengikat yang baik antar lapisan. Selain cat bebas retak, permukaan cat pun akan melindungi kayu dalam waktu yang lama.
Memaksakan proses finishing saat cuaca lembab
Finishing dalam kondisi lingkungan yang lembab bisa menyebabkan proses pengeringan terganggu. Akibatnya, lapisan cat menjadi mudah retak karena kelembaban terperangkap di dalamnya.
Itu sebabnya, lebih baik untuk mengecat dalam kondisi cuaca yang kering atau panas. Anda bisa mengecek ramalan cuaca terlebih dahulu sebelum mulai mengecat agar hasilnya kuat dan kokoh.
Tips tambahan agar hasil finishing lebih tahan lama
Untuk hasil yang optimal, ada beberapa tips tambahan yang bisa Anda terapkan selain cara melindungi ukiran kayu dari retak saat finishing. Berikut beberapa di antaranya:
Gunakan produk finishing berbasis air (water based)
Produk berbahan dasar air lebih fleksibel, tidak mudah retak, dan ramah lingkungan. Contohnya seperti Biovarnish Sanding Sealer dari Bioindustries merupakan pilihan terbaik untuk kayu ukiran karena mudah diaplikasikan, cepat kering, dan tetap tahan terhadap perubahan suhu serta kelembaban.
Simpan produk kayu di ruangan stabil
Setelah proses finishing selesai, simpan mebel ukiran di ruang yang bersuhu stabil dan tidak lembab. Hindari tempat yang terlalu panas atau langsung terkena sinar matahari agar lapisan cat tidak mengalami keretakan dini.
Lakukan perawatan rutin
Bersihkan permukaan mebel secara rutin dengan kain lembut dan hindari penggunaan bahan kimia keras. Anda juga bisa menambahkan lapisan wax alami secara berkala untuk menjaga keindahan finishing tetap terjaga.
Melindungi ukiran kayu dari retak saat finishing membutuhkan pemahaman menyeluruh mengenai karakteristik kayu, teknik finishing yang tepat, serta pemilihan produk finishing yang sesuai.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda tidak hanya akan mendapatkan hasil finishing yang indah, tetapi juga lebih awet dan tahan terhadap retakan. Jangan lupa untuk menggunakan cat Biovarnish Sanding Sealer yang akan memperkuat lapisan coating dan bebas retak.
Untuk menemukan produknya Anda bisa klik banner di bawah ini sekarang!