Bioindustries

Blog

Noda Tanin Kayu: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Noda tanin kayu merupakan masalah umum yang sering muncul pada furnitur, lantai, maupun struktur kayu. Meski berasal dari senyawa alami, noda tanin dapat mengganggu tampilan dan kualitas finishing tanpa penanganan tepat.

Kayu dikenal sebagai material alami yang indah, hangat, dan bernilai estetika tinggi. Namun, di balik keindahannya, terdapat karakter alami seperti tanin yang dapat memunculkan noda dan perubahan warna yang tidak diinginkan.

Sering kali setelah proses finishing selesai, muncul bercak kehitaman atau kecokelatan pada permukaan kayu. Noda ini terlihat semakin jelas pada cat berwarna terang atau finishing berbasis air, sehingga mengurangi kesan rapi dan profesional.

Pada beberapa kasus, noda tanin bahkan sudah terlihat sejak kayu masih mentah dan belum dilapisi apa pun. Jika dibiarkan, noda ini dapat semakin menyebar dan sulit dihilangkan, terutama pada furnitur indoor yang terpapar kelembapan.

Apa itu noda tanin kayu? 

Tanin merupakan senyawa alami yang larut dalam air dan banyak ditemukan pada kayu keras. Dalam kondisi tertentu, senyawa ini bisa naik ke permukaan kayu dan menimbulkan noda yang sulit hilang. 

Secara visual, noda tanin biasanya tampak sebagai bercak berwarna cokelat tua, kehitaman, kekuningan, atau kemerahan. Bentuknya bisa tidak beraturan dan sering muncul di sekitar sambungan, pori kayu, atau area yang sering terkena air.

Ada beberapa jenis kayu dengan kandungan tanin tinggi antara lain jati, merbau, oak, mahoni, ulin, dan chestnut. Kayu-kayu ini dikenal kuat dan awet, tetapi juga lebih rentan menimbulkan noda tanin saat terkena kelembapan.

Meski sering dianggap sebagai masalah, tanin sebenarnya memiliki fungsi penting bagi kayu. Senyawa ini membantu kayu lebih tahan terhadap jamur, serangga, dan pembusukan, sekaligus memberikan warna alami yang khas dan bernilai estetika.

Penyebab noda tanin kayu

Munculnya noda tanin pada kayu tidak terjadi tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang memicu keluarnya tanin dari dalam serat kayu ke permukaan.

1. Paparan kelembapan yang tinggi

 

Kelembapan merupakan pemicu utama keluarnya tanin. Ketika kayu terkena air atau udara lembap, tanin akan larut dan naik ke permukaan, lalu meninggalkan noda setelah mengering.

2. Perubahan suhu dan kelembapan

Perubahan suhu yang drastis menyebabkan kayu memuai dan menyusut. Proses ini mendorong tanin bergerak ke permukaan, terutama pada kayu yang belum difinishing dengan baik.

3. Kayu yang baru dipotong

Kayu yang masih baru atau belum melalui proses pengeringan sempurna memiliki kadar air dan tanin yang tinggi. Kondisi ini membuat tanin lebih mudah keluar, bahkan sebelum proses finishing dilakukan.

4. Produk Finishing

Beberapa produk finishing, terutama yang berbasis air, dapat melarutkan tanin. Akibatnya, tanin menembus lapisan cat atau coating dan menimbulkan noda yang disebut sebagai bleeding.

Baca Juga: Masih Banyak yang Bingung, Ini Dia Perbedaan Tanin dan Gum pada Kayu Keras

Efek tanin pada kayu

Selain memengaruhi struktur internal kayu, tanin juga berdampak langsung pada tampilan dan kualitas visual permukaannya. Dampak ini sering menjadi perhatian utama dalam industri furnitur dan konstruksi.

1. Menimbulkan noda atau perubahan warna

Efek tanin yang paling umum terlihat adalah munculnya noda gelap pada permukaan kayu. Noda ini biasanya berwarna cokelat tua, kehitaman, atau kekuningan, dan sering muncul secara tidak merata sehingga mengganggu tampilan alami kayu.

Perubahan warna akibat tanin cenderung semakin jelas pada kayu berwarna terang atau yang diberi finishing transparan. Kondisi ini membuat serat kayu terlihat kusam dan tidak konsisten, sehingga hasil akhir tampak kurang rapi dan profesional.

2. Mengganggu proses finishing

Tanin dapat bereaksi dengan bahan finishing, terutama cat berbasis air. Reaksi ini menyebabkan tanin menembus lapisan cat atau coating dan muncul kembali di permukaan, meskipun finishing sudah dinyatakan kering.

Akibatnya, warna finishing bisa berubah, terlihat belang, atau muncul bercak setelah beberapa waktu. Masalah ini sering terjadi pada furnitur atau panel kayu yang sebelumnya terlihat baik, namun mengalami perubahan tampilan setelah terpapar kelembapan.

3. Menyebabkan korosi pada logam

Tanin memiliki sifat asam yang dapat bereaksi dengan logam, khususnya besi dan baja biasa. Ketika kayu yang mengandung tanin bersentuhan dengan paku atau sekrup besi, reaksi kimia ini memicu terbentuknya karat.

Karat tersebut kemudian meresap ke serat kayu di sekitarnya dan membentuk noda hitam yang sulit dihilangkan. Selain merusak tampilan, kondisi ini juga dapat melemahkan sambungan konstruksi kayu dalam jangka panjang.

4. Bleeding saat kayu basah

Bleeding adalah kondisi di mana tanin terus keluar dari dalam kayu ketika permukaan terkena air atau kelembapan. Fenomena ini sering muncul saat hujan, proses pembersihan, atau pada area kayu yang terpapar udara lembap.

Yang menjadi masalah, bleeding dapat terjadi berulang meskipun kayu sudah dilapisi cat atau pelitur. Tanin akan menembus lapisan finishing dan meninggalkan noda baru, sehingga perawatan dan perbaikan harus dilakukan secara berulang.

Cara mengatasi dan mencegah noda tanin pada kayu 

Mengatasi noda tanin kayu membutuhkan metode yang tepat agar hasil finishing tetap rapi dan tahan lama. Selain menghilangkan noda yang sudah muncul, langkah pencegahan juga penting untuk mencegah tanin kembali keluar ke permukaan kayu.

1. Mengamplas secara ringan

Pengamplasan ringan merupakan cara paling sederhana untuk menghilangkan noda tanin yang masih berada di permukaan kayu. Metode ini efektif untuk noda yang belum terlalu dalam dan sering digunakan sebelum proses finishing ulang dilakukan.

Langkah-langkah:

  • Gunakan amplas halus dengan grit 180–240.
  • Amplas searah serat kayu untuk menghindari goresan.
  • Fokuskan pada area yang bernoda, tanpa menekan terlalu keras.
  • Bersihkan debu amplas menggunakan kain kering atau vacuum.
  • Pastikan permukaan kayu rata sebelum masuk ke tahap finishing.

2. Menggunakan bahan kimia bersifat asam

Untuk noda tanin yang membandel, penggunaan bahan kimia berbasis asam seperti asam oksalat menjadi solusi yang efektif. Bahan ini bekerja dengan menetralkan reaksi tanin sehingga warna noda memudar atau hilang.

Langkah-langkah:

  • Campurkan asam oksalat dengan air hangat sesuai petunjuk.
  • Gunakan sarung tangan dan masker saat aplikasi.
  • Oleskan larutan ke area bernoda menggunakan kuas atau spons.
  • Diamkan selama beberapa menit hingga noda memudar.
  • Bilas dengan air bersih dan keringkan secara menyeluruh.
  • Amplas ringan kembali jika diperlukan sebelum finishing.

3. Menggunakan Sanding Sealer

Sanding sealer berfungsi sebagai lapisan pengunci yang menutup pori-pori kayu. Dengan menggunakan sealer yang tepat, seperti Biovarnish Tanin Sealer, tanin kayu tidak akan menembus lapisan cat atau pelapis akhir.

Langkah-langkah:

  • Pastikan permukaan kayu bersih dan kering.
  • Aplikasikan Biovarnish Tanin Sealer secara merata menggunakan kuas atau spray.
  • Biarkan sealer mengering sesuai waktu yang dianjurkan.
  • Amplas ringan setelah sealer kering untuk hasil halus.
  • Lanjutkan dengan cat atau finishing utama.

4. Menjaga kayu tetap kering

Pencegahan noda tanin paling efektif adalah dengan mengontrol kelembapan kayu. Kayu yang kering dan stabil akan jauh lebih minim mengeluarkan tanin.

Langkah-langkah:

  • Gunakan kayu yang sudah melalui proses pengeringan optimal.
  • Simpan kayu di area dengan sirkulasi udara baik.
  • Hindari kontak langsung dengan air atau tanah lembap.
  • Gunakan pelapis tahan air untuk area outdoor.
  • Periksa secara berkala kondisi kayu, terutama di area rawan lembap.

Pada dasarnya noda tanin kayu bisa diatasi dan dicegah selama caranya tepat. Dengan begitu, proyek kayu yang sedang dikerjakan akan tampil rapi, warna tajam, dan halus. 

Ingin menciptakan proyek kayu bebas noda tanin? Anda bisa konsultasi bersama tim Bio dengan klik banner di bawah ini untuk mendapat saran produk dan pemakaian yang tepat. 

 

tanya cs bio
Hotline dan Konsultasi