Proses finishing selalu menjadi tahapan krusial yang menentukan kualitas akhir dan nilai jual produk pada skala industri. Tidak heran, jika banyak pemilik bisnis yang membandingkan perbedaan biaya produksi finishing water based dan solvent based untuk mencari yang paling efisien tapi tetap memberikan hasil berkualitas.
Kesadaran terhadap aspek lingkungan dan kesehatan pekerja juga turut mendorong para pelaku industri mempertimbangkan transisi dari finishing solvent ke water based. Perbedaan biaya produksinya pun jadi topik penting dalam pengambilan keputusan yang strategis.
Selain harga, faktor seperti efisiensi pemakaian, keamanan kerja, hingga biaya operasional turut memengaruhi keputusan tersebut. Tidak sedikit pelaku industri yang masih menganggap bahwa water based lebih mahal harga per liternya relatif lebih tinggi.
Namun, jika ditelaah secara menyeluruh, perbedaan biaya produksinya bisa saja berbeda. Banyak detail yang harus Anda perhatikan dan perhitungkan dengan seksama. Nah, supaya tidak salah pilih, simak dulu seperti apa perbedaannya ini.
8 Perbedaan biaya produksi finishing water based dan solvent based
Memilih bahan finishing hingga sistemnya bukan sekedar merujuk pada hasil akhir tampilan, tetapi juga tentang efisiensi biaya pada setiap tahapan. Untuk itu, penting bagi pelaku industri memahami rincian biaya bahan finisihnya.
Berikut ini apa saja perbedaan biaya produksi finishing dari water based dan solvent based yang bisa Anda bandingkan:
1. Harga bahan finishing
Cat solvent based umumnya memiliki harga per liter yang lebih rendah dibandingkan cat water based. Hal ini membuatnya tampak lebih murah sejak pertama kali dikenal, terutama ketika ingin membeli jumlah besar seperti untuk skala industri.
Namun, cat water based biasanya memiliki solid content yang lebih tinggi , sehingga memberikan coverage yang lebih luas per liternya. Selain itu, penggunaannya tidak memerlukan tambahan thinner dalam jumlah besar, yang bisa menambah biaya saat menggunakan cat solvent based.
Baca Juga: Kenali Kelebihan Cat Kayu Water Based Dibandingkan Solvent dalam Jangka Panjang
2. Biaya tenaga kerja
Tenaga kerja yang terbiasa menggunakan solvent based mungkin tidak memerlukan pelatihan tambahan dalam tahap awal produksi. Namun, pekerja berisiko terpapar lebih banyak uap kimia berbahaya yang dalam jangka panjang menimbulkan risiko kesehatan, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan biaya kompensasi.
Water based membutuhkan pelatihan tambahan pada awalnya karena cara aplikasinya sedikit berbeda. Namun, karena lingkungan kerja lebih bersih dan aman, produktivitas kerja cenderung meningkat seiring waktu dan risiko kesehatan jangka panjang lebih kecil, sehingga biaya tenaga kerja keseluruhan dapat ditekan.
3. Biaya energi dan pengeringan
Salah satu kekurangan solvent based adalah ketergantungan pada oven pengering dengan suhu tinggi, yang mengonsumsi energi dalam jumlah besar. Penggunaan oven dan sistem sirkulasi udara panas secara terus menerus juga mempercepat penurunan usia pakai peralatan pengering.
Di sisi lain, water based dapat mengering secara alami atau dengan bantuan kipas dan suhu ruang, tergantung formulasi yang digunakan. Hal ini mengurangi kebutuhan konsumsi listrik atau bahan bakar, menjadikannya opsi yang lebih hemat energi dalam jangka panjang, terutama untuk produksi massal.
4. Biaya alat pelindung diri dan keselamatan kerja
Proses finishing dengan cat solvent based menghasilkan emisi voc (volatile organic compounds) yang tinggi, sehingga pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri lengkap. Sistem ventilasi khusus juga diperlukan untuk mencegah akumulasi yang mudah terbakar, menambah beban biaya keselamatan kerja.
Cat water based mengandung voc jauh lebih rendah atau bahkan nol, sehingga kebutuhan APD bisa diminimalkan sesuai standar yang berlaku. Dengan pengurangan kebutuhan alat keselamatan, biaya tetap dan perawatan keselamatan kerja dapat ditekan tanpa mengorbankan keamanan pekerja.
5. Biaya pembuangan limbah
Menurut PP No. 101/2014, limbah industri dari cat solvent based tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang harus dikelola dengan standar khusus, termasuk pengangkutan, penyimpanan, dan pelaporan yang semuanya memerlukan biaya tambahan. Ketidaksesuaian prosedur juga bisa menyebabkan sanksi hukum.
Sementara itu, limbah cat water based lebih ramah lingkungan dan sebagian besar tidak termasuk kategori B3. Karena itu, proses pembuangan limbah jauh lebih mudah dan murah, serta mengurangi potensi pelanggaran lingkungan yang bisa berdampak pada reputasi dan biaya hukum perusahaan.
6. Biaya pemeliharaan dan usia pakai alat
Solvent bisa bersifat korosif terhadap logam dan karet, sehingga peralatan seperti spray gun, nozzle, dan sistem pipa lebih cepat rusak. Akibatnya, biaya penggantian dan perawatan alat dalam jangka waktu tertentu bisa lebih besar dibandingkan cat yang tidak mengandung bahan kimia yang keras.
Cat water based memiliki tingkat korosifitas yang lebih rendah, sehingga alat-alat finishing cenderung memiliki usia pakai yang lebih panjang. Selain itu, proses pembersihan alat setelah digunakan pun lebih mudah dan tidak membutuhkan bahan pembersih keras, sehingga biaya operasional harian bisa ditekan.
7. Produktivitas efisiensi proses
Solvent based memiliki waktu kering yang cepat saat digunakan bersama oven, kemungkinan proses yang cepat dalam sistem produksi tertentu. Namun, penggunaan oven juga menambah waktu setup, pendinginan, serta kebutuhan perawatan berkala.
Water based memiliki waktu kering yang semakin cepat berkat inovasi formulasi modern, bahkan tanpa bantuan oven. Hal inilah yang memberikan efisiensi produksi yang tinggi tanpa menambah beban energi dan biaya operasional tambahan, terutama jika produksi dijalankan dalam lingkungan berventilasi baik.
8. Biaya tersembunyi
Penggunaan solvent menyimpan banyak potensi biaya tersembunyi, mulai dari risiko kesehatan pekerja, potensi kebakaran akibat pelarut yang mudah terbakar, hingga penalti akibat pelanggaran regulasi lingkungan. Biaya-biaya ini mungkin tidak langsung terlihat tetapi dapat berdampak besar pada keuangan jangka panjang.
Water based dapat mengurangi risiko tersebut, sehingga biaya tersembunyi menjadi lebih rendah. Dengan tingkat keamanan kerja yang lebih tinggi dan rendahnya risiko pencemaran lingkungan, perusahaan bisa lebih fokus pada produktivitas tanpa terganggu oleh isu non produktif.
Mana yang lebih ekonomis dan aman?
Dari delapan perbedaan di atas, mana yang sebaiknya Anda gunakan jika ingin menekan biaya produksi jadi lebih efisien? Cat water based tentu bisa jadi pilihan utama karena beberapa pertimbangkan berikut:
- Mengurangi biaya energi karena tidak memerlukan oven pengering.
- Bisa menekan biaya keselamatan kerja karena kandungan voc yang rendah.
- Lingkungan kerja pun lebih sehat dan minim risiko gangguan kesehatan pekerja.
Bahkan, dari segi perlindungan pun, cat water based mampu menjaga kualitas kayu tampil lebih baik. Misalnya untuk pernis water based, hasil warnanya transparan yang tahan lama dan bebas menguning setelah digunakan dalam waktu lama.
Cat water based juga tidak jauh berbeda dari cat solvent yang memiliki banyak jenis. Mulai dari pernis, wood stain, sanding sealer, bahkan cat duco pun tersedia. Untuk mendapatkannya, Anda bisa menghubungi Bioindustries yang sudah lama menjadi produsen cat water based terkemuka di Indonesia.
Memenuhi untuk kebutuhan industri, Bioindustries menyediakan layanan konsultasi gratis bagi Anda yang sedang mencari cat water based berkualitas. Ingin tahu apa saja pilihan produk yang tepat? Konsultasi sekarang dan pilih produknya dengan klik banner di bawah ini.