Bioindustries

Blog

Teknik Penggunaan Lem Kayu Tahan Air untuk Laminasi Industri Furniture

Bukan hanya pemilihan lem kayu tahan air untuk laminasi industri furniture saja yang diperhatikan, tetapi juga teknik aplikasinya. Dengan teknik yang tepat, furniture laminasi akan memiliki daya tahan lebih lama dan rapi. 

Furniture yang berkualitas tinggi membutuhkan laminasi kayu yang rapi, kuat dan tahan lama. Pemakaian lem kayu laminasi yang tahan air menjadi kunci untuk mencapai hasil yang sempurna tersebut. 

Sayangnya, masih banyak perusahaan yang salah dalam memilih produk lem laminasi begitu juga dengan aplikasinya. Oleh karena itu, melalui artikel ini, kami akan menjelaskan cara penggunaan yang tepat termasuk rekomendasi lem laminasi berkualitas. 

Simak artikel ini hingga akhir untuk mendapatkan informasi penting dalam produksi furniture kayu laminasi yang sukses. 

Tips memilih lem kayu laminasi furniture yang berkualitas

Sebelum mulai aplikasi, hal pertama yang perlu Anda perhatikan adalah memilih jenis lem kayu laminasi yang tahan air. Untuk mendapatkannya, Anda bisa mengikuti tips memilih lem berikut ini: 

1. Menyesuaikan dengan jenis kayu dan material laminasi

Meskipun menemukan lem kayu tahan air, tidak semua lem cocok untuk berbagai jenis kayu atau bahan laminasi. Misalnya kayu keras seperti jati dan oak membutuhkan lem dengan penetrasi tinggi dan berdaya rekat kuat. 

Dalam hal ini, Anda bisa memilih lem yang mencantumkan spesifikasi kompabilitas dengan jenis kayu dan bahan laminasi yang akan Anda gunakan. 

2. Memeriksa kekuatan adhesi dan ketahanan air 

Daya rekat yang tinggi dari lem sangat penting agar sambungan kayu bisa tetap kokoh, sedangkan ketahanan terhadap air akan menentukan usia furniture. Terutama jika Anda ingin membuat furniture dapur bahkan kamar mandi. 

Untuk menemukannya, Anda bisa memeriksa sertifikasi ketahanan air dari lem tersebut. Jika perlu, Anda bisa menguji bonding sesuai standar industri. 

3. Memperhatikan waktu kering dan curing

Lem mungkin sudah memiliki daya tahan air yang baik, tapi waktu kering akan memengaruhi produktivitas produk Anda.  Lem dengan waktu curing terlalu lama bisa memperlambat lini produksi, dan lem yang terlalu cepat perlu aplikasi presisi tinggi. 

Sebaiknya, Anda memilih lem yang waktu keringnya sesuai dengan kapasitas produk Anda. Pastikan juga proses pressing sesuai dengan rekomendasi pabrikan lem. 

Baca Juga: Tiga Tips Memilih Lem yang Kuat untuk Bambu

4. Memeriksa keamanan dan kepatuhan lingkungan 

Beberapa lem laminasi untuk industri furniture bisa saja mengandung voc (volatile organic compound) atau bahan kimia berbahaya yang dapat memengaruhi kesehatan pekerja dan konsumen. 

Oleh karena itu, Anda perlu memilih lem yang ramah lingkungan. Cek apakah terdapat label low voc pada kemasan atau formaldehyde free, sehingga aman digunakan dalam produksi furniture. 

Teknik aplikasi lem kayu tahan air untuk laminasi industri furniture

Jika sudah siap dengan produk lem kayu yang tepat, Anda bisa mulai melakukan aplikasi yang fokusnya mulai dari persiapan hingga pengeringan: 

1. Pengamplasan untuk persiapan permukaan kayu 

Pengamplasan merupakan langkah awal yang krusial untuk memastikan daya rekat lem optimal. Permukaan kayu yang halus dan bebas dari kontaminan akan meningkatkan kekuatan lem. 

Anda bisa memilih amplas dengan grit 80-120 untuk mendapatkan permukaan yang cukup kasar bagi lem untuk menempel dengan baik. Selesai mengamplas, pastikan untuk membersihkan permukaan kayu dari debu dan kotoran dengan kain bersih. 

Debu dan kotoran akan menyumbat pori kayu dan menciptakan gangguan dalam peresapan lem dan menciptakan daya ikat. Jadi pastikan permukaan juga bersih dari segala macam kotoran. 

2. Mengaplikasikan lem kayu laminasi dengan kuas 

Ada banyak cara untuk mengaplikasikan lem laminasi pada furniture kayu, salah satunya adalah dengan kuas untuk produksi skala menengah. Kuas bisa digunakan pula untuk area yang lebih kecil maupun memperkuat laminasi tepi kayu. 

Jika ingin menggunakan kuas, perhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Jenis kuas: Gunakan kuas yang berbulu sintetis untuk mengaplikasikan lebih rapi dan tidak perlu takut bulu kuas rontok karena lem. 
  • Teknik aplikasi: Oleskan lem secara merata dengan gerakan satu arah untuk menghindari munculnya gelembung udara dan memastikan lapisan lem tetap tipis tapi merata. 
  • Pembersihan kuas: Segera bersihkan kuas setelah digunakan untuk mencegah lem mengeras pada bulu kuas. 

3. Aplikasi lem kayu dengan spatula 

Pada saat ingin mengaplikasikan di permukaan kayu yang lebih luas atau tidak rata, spatula menjadi alat yang lebih efektif. Anda bisa meratakan lem dengan cepat, asalkan: 

  • Pilih jenis spatula yang sifatnya fleksibel, seperti dari silikon atau plastik, untuk memudahkan penyebaran lem. 
  • Teknik aplikasinya cukup dengan meratakan lem yang secukupnya pada permukaan kayu dengan gerakan memanjang. 
  • Pastikan ketebalan lem tidak terlalu tebal atau tipis untuk menghindari terbentuknya gelembung udara. 

4. Menciptakan tekanan yang konsisten 

Selesai mengaplikasikan lem, Anda perlu memberikan tekanan selama proses laminasi berlangsung. Tekanan ini bertujuan untuk memastikan ikatan lem menjadi lebih kuat dan stabil. 

Beberapa hal yang bisa Anda perhatikan selama proses penekanan adalah: 

  • Gunakan clamp untuk menekan permukaan kayu dengan merata dibandingkan hanya ditumpuk dengan media berat.
  • Setiap clamp harus dipasang secara merata pada sudut-sudut kayu untuk memastikan distribusi tekanan merata, dengan begitu Anda dapat menghindari ketidaksejajaran. 

Dengan memberikan tekanan yang sejajar, Anda akan membantu mengeluarkan udara yang terperangkap, sehingga memecah pembentukan gelembung dalam lapisan lem. 

5. Menyesuaikan waktu tekan dengan ketebalan kayu 

Selama proses clamping, Anda harus memerhatikan lama waktunya untuk memastikan lem mengeras dengan baik tanpa merusak struktur kayu. Lama waktu ini menyesuaikan dengan ketebalan kayu, yaitu: 

  • Jika mengelem kayu yang tebalnya standar, maka Anda bisa menggunakan waktu clamping sekitar 30-60 menit. 
  • Jika kayu lebih tebal dan Anda melakukan laminasi dengan banyak lapisan, maka waktu penekanan bisa sampai 24 jam. 

6. Memerhatikan suhu dan kelembapan 

Bukan hanya waktu saja yang Anda perhatikan, tapi juga kondisi lingkungan. Suhu dan kelembapan sangat memengaruhi proses pengeringan untuk menciptakan kekuatan ikatan lem yang sempurna. 

Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda perhatikan: 

  • Suhu ideal yang diperhatikan adalah 15,5 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius untuk kondisi yang optimal. 
  • Untuk kelembapan cukup relatif, antara 25% hingga 55% agar kayu tidak menyerap kelembapan berlebih dan memengaruhi ikatan lem. 

7. Proses pengeringan yang tepat 

Dengan memerhatikan teknik clamping dan waktu pengeringan, daya ikat lem akan semakin kuat. Penempatan furniture juga sebaiknya Anda perhatikan, yaitu dengan tidak terlalu banyak menggeser khususnya saat lem masih basah. 

Anda bisa mendiamkan lem kurang minimal 30-60 menit awal baru bisa menyusun dengan rapi dan menunggu hingga 24 jam. 

Ingin menggunakan lem kayu tahan air untuk laminasi industri furniture yang berkualitas? Anda bisa menggunakan Crossbond X4 yang merupakan lem kayu PVAC yang tahan air dan lebih tahan cuaca. 

Crossbond X4 juga akan membantu proses laminasi produksi furniture Anda menjadi lebih efektif dengan waktu kering cepat. Dapatkan Crossbond X4 sekarang juga untuk dengan klik banner di bawah ini, Anda juga bisa diskusi dengan tim Bio untuk alternatif lem dan bahan finishing lainnya. 

tanya cs bio
Hotline dan Konsultasi