Bioindustri Omnipresen

Blog

8 Tips Membuat Efek Burnwood (Shou Sugi Ban) untuk Kerajinan Kayu yang Unik

Ingin memberikan sentuhan unik dan tahan lama pada proyek kerajinan kayu Anda? Teknik burnwood atau yang dikenal dengan shou sugi ban dari Jepang bisa jadi pilihan menarik. Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari sederet tips membuat efek burnwood (shou sugi ban) untuk kerajinan kayu yang bisa Anda coba sendiri. 

Shou sugi ban adalah salah satu teknik seni dekoratif asal Jepang dan untuk arsitektur sejak abad ke-18. Dengan teknik ini, palet kayu akan dibakar yang fungsinya untuk mengawetkan dan memperkuatnya sehingga tahan lama. 

Melansir The Spruce, teknik burnwood asal Jepang ini diterapkan pada kayu asli yang telah dipilih secara khusus dan dikeringkan dengan dijemur di area terbuka. Kemudian membakar permukaannya untuk menciptakan lapisan tipis yang disebut ‘char’ dan dikeringkan, dibilas, kemudian dilapisi dengan minyak. 

Dengan membakarnya, serat kayu akan terlihat sangat jelas dan menciptakan tekstur yang menarik. Tampilannya akan berbeda-beda tergantung seberapa banyak dan lama proses pembakarannya berlangsung dan jenis kayu yang Anda gunakan. 

Ingin segera menciptakan efek burnwood pada kayu? Supaya pasti berhasil, ikuti beberapa tipsnya ini. 

8 Tips membuat efek burnwood (shou sugi ban) untuk kerajinan kayu

Tingkat kesulitan teknik shou sugi ban tergolong menengah, tergantung pada skala proyek dan hasil akhir yang Anda inginkan. Baik dari segi jenis kayu, peralatan, hingga finishing yang digunakan akan mempengaruhi hasilnya. 

Supaya Anda berhasil dalam menerapkan teknik ini dalam sekali coba, maka beberapa tips berikut akan sangat membantu:

1. Mempersiapkan area kerja 

Karena Anda akan bekerja menggunakan api, sebaiknya pilih ruangan kerja terbuka atau semi terbuka dengan ventilasi udara yang baik. Singkirkan semua jenis benda yang mudah terbakar seperti cat, tiner, kain, kertas, atau bahan plastik. 

Siap sedia APAR atau ember berisi air maupun pasir, dan jangan lupa untuk gunakan alat pelindung diri agar lebih aman. Selalu gunakan sarung tangan tahan panas, kacamata pelindung, dan juga masker. 

Gunakan dudukan kayu atau kuda-kuda kerja (sawhorse) agar kayu tidak goyang saat dibakar. Posisikan diri Anda senyaman mungkin dan jauh dari gangguan, termasuk anak-anak. 

2. Pilih jenis softwood yang teksturnya menarik 

Di Jepang, jenis kayu yang biasanya menggunakan teknik shou sugi ban adalah cedar. Terkenal dengan serat kayunya yang lebar, lurus, dan memiliki bentuk yang unik ketika dibakar. 

Jika kesulitan mencari kayu cedar, Anda bisa memilih softwood yang memiliki bentuk serat unik dan menarik. Misalnya, kayu pinus yang serat kayunya terlihat jelas dan hasil warnanya akan terlihat kontras setelah dibakar. 

Anda juga bisa menggunakan kayu sengon (albizia) yang memiliki warna dasar cerah dan serat halus. Kayu ini mudah dibakar dan memilih hasil warna lebih lembut, sangat cocok untuk kerajinan kayu dekoratif seperti bingkai, panel ringan, atau hiasan dinding. 

3. Pembakaran dengan propane torch 

Bukan sekedar torch biasa, Anda harus mempersiapkan alat pembakaran berupa propane torch. Alat pembakar dengan gas propana ini mampu menghasilkan api panas, fokus, dan sangat kuat, sehingga cocok untuk pembakaran cepat seperti shou sugi ban. 

Dengan panas yang terfokus dan kuat, alat ini bisa menghasilkan warna kontras antara serat kayu teras dan kayu gubal. Serat kayu teras bisa terbakar lebih dalam sehingga menciptakan kesan tiga dimensi yang sangat unik. 

Propane torch juga termasuk alat pembakar yang portabel dan mudah digunakan, khususnya jika Anda adalah pengrajin skala rumahan. Anda bisa membelinya dengan harga terjangkau, karena cukup banyak tersedia di pasaran. 

4. Menjaga jarak torch dengan kayu 5-10 cm

Saat membakar kayu, hal yang perlu Anda perhatikan adalah jarak torch dengan permukaan kayu. Apabila jarak torch terlalu dekat hanya akan membakar kayu terlalu dalam dan cepat, sehingga kayu akan menghitam dengan tidak merata, retak, bahkan menggelembung. 

Setidaknya, Anda perlu mengatur jarak torch dengan kayu sekitar 5-10 cm saat pembakaran, agar panas merambat lebih pelan dan memudahkan kontrol gradasi warna. Hasilnya pun jauh lebih halus dan juga dramatis, sesuai keinginan Anda. 

Jarak yang ideal juga akan meningkatkan keamanan dengan mengurangi percikan api langsung ke tangan Anda. Selain itu, juga mencegah api berbalik arah jika Anda menyentuh permukaan terlalu dekat. 

Baca Juga: Finishing Jati Belanda Bakar Tanpa Dibakar, Mungkinkah?

5. Pastikan hasil warna kayu coklat tua kehitaman 

Mengamati hasil warna pembakaran adalah cara tepat untuk mengetahui apakah kayu sudah cukup, masih kurang, atau justru hangus terbakar. Jika warnanya terlalu terang, artinya pembakaran kurang maksimal dan efek burnwood belum keluar. 

Jika warnanya hitam pekat bahkan gosong akan merusak estetika dan membuat permukaan kayu menjadi rapuh. Warna yang tepat adalah coklat tua yang menandakan shou sugi ban sudah cukup dan mengangkat tekstur kayu dengan sempurna. 

Pada saat kayu berwarna coklat tua inilah, Anda bisa menghentikan proses pembakaran dan membiarkan kayu sedikit dingin. 

6. Tetap tenang dan kendalikan tangan dengan presisi

Tips selanjutnya, Anda harus memastikan bahwa kondisi tangan harus tetap tenang dan stabil ketika memegang dan menggerakan torch. Gerakan ini akan memungkinkan torch menyebar secara merata dan konsisten sehingga hasilnya rapi. 

Selain itu, Anda juga bisa menentukan seberapa dalam kayu akan terbakar di setiap bagian dan menciptakan gradasi warna coklat hingga kehitaman yang estetis. Tanpa kendali yang baik, torch yang terlalu lama dalam satu titik hanya akan membuat kayu menjadi gosong, retak, dan terbakar habis. 

7. Bersihkan bekas bakaran dengan sikat kawat 

Saat yang terpenting juga ketika selesai membakar, permukaan kayu sebaiknya Anda sikat dengan kawat untuk membersihkan lapisan arang tipis dan debu hitam. Sikat ini akan mengangkat debu dan membantu menciptakan serat kayu yang lebih tajam dan bersih. 

Penyikatan ini juga akan membantu membuka permukaan kayu agar siap untuk tahapan selanjutnya yaitu finishing. Hasilnya pun akan lebih rapi dan juga profesional, dengan detail serat yang menonjol. 

8. Aplikasikan beeswax untuk tampilan natural

Penting untuk Anda perhatikan adalah tahapan terakhir yaitu dengan memberikan lapisan beeswax setelah kayu menjadi dingin. Beeswax akan meresap ke dalam pori kayu dan menghidupkan warna kayu asli hasil bakaran. 

Tampilan kayu akan berkilau dengan lembut sehingga mempertahankan kesan alami. Beeswax menjadi pilihan tepat dibandingkan coating dari cat yang akan menciptakan lapisan sehingga mengurangi kesan natural.

Ikuti semua tips membuat efek burnwood (shou sugi ban) untuk kerajinan kayu yang unik dan estetis. Hasilnya akan lebih sempurna lagi jika Anda memilih menggunakan beeswax yang tepat, seperti Biopolish Beeswax. 

Bukan sekedar melindungi kayu setelah pembakaran, Biopolish Beeswax juga akan memperkuat tampilannya menjadi lebih natural. Penggunaannya pun aman untuk perlengkapan makan dari kayu, karena sudah food grade. 

Bagi Anda yang ingin menerapkan teknik shou sugi ban atau efek kayu terbakar, siapkan juga Biopolish Beeswax untuk finishingnya. Klik banner di bawah ini untuk pemesanan langsung!

tanya cs bio
Hotline dan Konsultasi