Penggunaan pigmen alami untuk pewarnaan kayu dalam produksi furnitur organik semakin mendapat perhatian di kalangan pengrajin dan industri furnitur berkelanjutan. Tren ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari penggunaan bahan kimia sintetis.
Pigmen alami, yang diperoleh dari sumber daya alam seperti tumbuhan dan mineral, menawarkan solusi ramah lingkungan yang juga mendukung estetika produk. Namun, proses penggunaannya membutuhkan perhatian ekstra karena sifatnya yang sensitif terhadap sinar uv dan kelembaban.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan lebih jauh apa saja pengaruh penggunaan pigmen alami terhadap kualitas, estetika, dan keberlanjutan produksi furnitur organik. Termasuk proses penggunaannya untuk memaksimalkan hasil tampilan furnitur.
Apa itu pigmen alami pada finishing kayu?
Melansir ScienceDirect, pigmen alami adalah pewarna yang asalnya dari tumbuhan, serangga atau mineral dan banyak digunakan untuk memberikan warna permukaan kayu. Berbeda dari pigmen sintetis, karena bahannya berasal dari bahan alami sehingga lebih ramah lingkungan.
Bisa dibilang, pigmen alami ada lebih dulu dibandingkan pigmen sintetis. Penggunaannya pun bergeser karena banyak orang lebih memilih pigmen sintetis yang mampu memberikan warna lebih tajam dan tahan lama. Meskipun begitu, pigmen sintetis punya pengaruh buruk dan juga menjadi penyumbang polusi udara.
Namun, dengan semakin tingginya kesadaran akan produk ramah lingkungan di masyarakat, penggunaan pigmen alami pun naik daun. Bahkan banyak produsen cat yang melakukan riset untuk menciptakan formulasi pigmen alami yang stabil dan tahan lama.
Itu sebabnya, banyak produsen furnitur yang mulai mengadopsi finishing berbasis bahan alami untuk memenuhi permintaan pasar yang mengutamakan produk ramah lingkungan dan non toksik. Ini juga jadi bagian penting untuk branding produk furnitur organik.
4 Pengaruh penggunaan pigmen alami untuk pewarnaan kayu dalam produksi furnitur organik
Setelah mengenali apa itu pigmen alami, Anda pasti penasaran seperti apa pengaruh yang dihasilkannya pada furnitur. Ya, ada sederet pengaruh yang harus diperhatikan, seperti:
Menghasilkan warna unik yang natural
Pigmen alami cenderung menghasilkan warna yang lembut, hangat, dan tidak terlalu mencolok, sehingga tampilannya selaras dengan konsep organik dan alami. Tidak heran, jika pemakaiannya sering untuk furnitur organik.
Pemilihan warnanya pun terbatas pada apa yang ada di alam, justru membuatnya semakin artistik dan menciptakan keunikan pada produk furnitur. Hanya saja, ketahanan warnanya tergantung dengan bahan dasar atau aplikasinya.
Jika hanya mengaplikasikan begitu saja, warna cenderung mudah pudar, khususnya jika terkena sinar uv terus menerus. Oleh karena itu, Anda harus tahu bagaimana cara mengamankan warnanya.
Rendah toksisitas
Yang paling menarik dari pigmen alami adalah tidak mengandung bahan kimia berbahaya layaknya pigmen sintetis. Inilah yang membuat para pekerja finishing jadi lebih aman, begitu juga pemakai furnitur.
Sisa pewarnaan yang tidak dipakai tidak mencemari lingkungan, karena berasal dari bahan organik jadi mudah terurai. Justru inilah yang akan membantu Anda memperoleh sertifikasi produk ramah lingkungan.
Jika Anda berencana melakukan ekspor furnitur, maka menggunakan pigmen alami bisa jadi solusi. Tidak mengandung toksisitas adalah syarat finishing furnitur kayu ekspor.
Baca Juga: Zat-Zat Kimia Berbahaya di Dalam Cat Yang Perlu Kita Waspadai
Meningkatkan nilai jual furnitur
Ada nilai ekonomi yang cukup tinggi pada furnitur organik yang pewarnaannya mengandalkan pigmen alami. Kebanyakan furniturnya dipasarkan sebagai produk premium karena nilai estetika dan juga keberlanjutannya.
Anda bisa meraih lebih banyak konsumen yang peduli akan lingkungan, kesehatan, serta menjunjung gaya hidup alami yang lebih baik. Mereka akan lebih tertarik menggunakan furnitur dengan pigmen alami selain keindahan tampilannya.
Proses aplikasi perlu penanganan khusus
Bukan tanpa alasan mengapa furnitur organik dengan pewarna pigmen alami termasuk produk premium. Itu karena proses aplikasinya membutuhkan penanganan khusus, mulai dari persiapan pigmen, permukaan kayu, sampai biaya produksi.
Pigmen alami membutuhkan fiksasi atau pengawet tambahan supaya warnanya bisa bertahan lebih lama. Tanpanya, warna furnitur akan lebih cepat pudar. Selain itu, harga dari pigmen alami lebih mahal karena produksinya yang semakin sedikit.
Belum lagi, proses aplikasinya yang membutuhkan cukup banyak waktu dan teknik khusus, membuat hanya sedikit orang yang punya keterampilan untuk menggunakannya. Sebagai produsen furnitur, Anda pun harus mempersiapkan modal dan waktu panjang untuk menyelesaikan finishingnya.
Proses penggunaan pigmen alami pada pewarnaan kayu
Jika memperhatikan bagaimana cara mewarnai kayu dengan pigmen alami, prosesnya tidak jauh berbeda dengan pigmen sintetis. Layaknya mengecat furniture menggunakan wood stain, berikut ini proses pemakaiannya:
Persiapan permukaan kayu
Sama seperti finishing kayu pada umumnya, Anda harus memulai dari proses pengamplasan sebagai bentuk persiapan permukaan kayu. Pengamplasan ini didukung dengan cara manual dan menggunakan random orbital sander agar hasil lebih halus dan proses cepat.
Pengamplasannya mengandalkan kertas amplas alumunium oxide dari nomor 150 hingga 220, mengikuti tingkat kekasaran permukaan kayu. Mengganti kertas amplas secara berurutan juga sebuah keharusan agar hasilnya rapi dan halus merata.
Mempersiapkan pigmen natural
Anda bisa membeli pigmen natural yang sudah memiliki campuran dengan binder atau bahan pengikat yang banyak dijual di pasaran. Namun, jika ingin melakukan percobaan warna, maka Anda perlu memproduksi pigmen natural sendiri.
Pigmen bisa Anda dapatkan dari tumbuhan sekitar, misalnya daun indigo untuk menciptakan warna biru, kulit kayu mahoni untuk warna coklat kemerahan. Bisa juga menggunakan kunyit untuk mendapatkan warna kuning keemasan.
Setelah menentukan tumbuhan, Anda bisa mengekstraksinya dengan merebus dan menyaring larutan warnanya dengan kain halus. Baru setelah itu mencampurkannya dengan bahan pengikat, seperti yang aman adalah gum arab atau casein yang berbasis air.
Uji coba warna pada permukaan kayu
Apabila Anda sudah mendapatkan ekstraksi dan pigmen natural selesai dicampurkan dengan binder, Anda tidak bisa langsung mengaplikasikannya. Uji coba dulu ke permukaan kayu lain untuk mengetahui apakah hasil warnanya sesuai keinginan.
Tinggal kuaskan saja pigmen natural ke permukaan kayu yang diuji coba, kemudian cek warnanya saat basah dan kering. Warna kering biasanya yang menjadi acuan utama.
Apabila warnanya terlalu pekat, Anda bisa juga mengencerkannya sedikit agar warna menjadi lebih lembut. Jika belum ingin langsung digunakan, Anda bisa menyimpan pigmen ini ke wadah kaca tutup rapat dan hindari sinar matahari.
Mengaplikasikan pigmen natural ke kayu
Anda yang sudah menemukan warna sesuai, tinggal langsung kuas ke seluruh permukaan furnitur kayu. Tunggu kering dan ikuti berapa lapisannya sesuai dengan uji coba sebelumnya.
Penggunaan pigmen alami untuk pewarnaan kayu dalam produksi furnitur organik sangat membantu meningkatkan nilai jual produk. Namun, dengan pengeringan yang lama dan bahan yang semakin sulit didapatkan, Anda harus mencari alternatif yang sama tapi aman.
Oleh karena itu, Anda bisa menggunakan Biovarnish Wood Stain yang merupakan stain berpelarut air dengan keamanan tidak kalah dari pigmen alami. Justri pilihan warnanya lebih banyak, karena Anda bisa memilih dari 20 variasi.
Biovarnish Wood Stain yang termasuk stain water based lebih murah dan waktu kering hanya 60 menitan. Jika dilihat dari produksinya, Anda akan lebih untung dan keamanannya pun terjaga.
Ingin segera mewarnai furnitur Anda dengan Biovarnish Wood Stain? Klik banner di bawah ini untuk mendapatkannya.