Bioindustri Omnipresen

Blog

Kumbang Deathwatch, Kerugian di Balik Ketukan Kematian

Selain powderpost beetle, kumbang deathwatch adalah ancaman yang menyebabkan kerugian besar. Larva kumbang ini mengakibatkan kayu rusak secara struktural maupun estetika.

Kumbang Deathwatch
Kumbang Deathwatch

Dikutip dari Integrated Pest Management (IPM) University of California, kumbang deathwatch adalah salah satu kumbang hama pada kayu. Serangga ini termasuk dalam family Anobiidae dan biasa menyerang kayu yang kelembabannya lebih tinggi dibandingkan yang diserang powderpost beetle. Meski demikian, keduanya sama-sama memiliki fase destruktif pada saat berbentuk larva. Larva yang diletakkan induknya dalam substrat kayu akan menggerogoti material tempat tinggalnya selama fase hidupnya, kurang lebih dua tahun.

Pada kasus yang parah, kumbang ini bisa menyebabkan kerugian tak main-main. Misalnya yang terjadi pada Katedral Lincoln sebagaimana dikutip dari BBC, 1 Februari 2015. Atap gereja peninggalan abad ke-11 di Inggris Raya tersebut mengalami serangan kumbang deathwatch yang masif. Akibatnya, gereja harus direnovasi besar-besaran. Itu belum cukup. Carol Heidschuster, manajer kerja katedral menyebutkan bahwa mereka tak akan pernah bisa benar-benar menghilangkan keberadaan kumbang deathwatch. Yang bisa dilakukan hanyalah melakukan pengendalian ketat. Akan selalu ada kayu yang mengalami penuaan dan peningkatan kelembaban. Keduanya adalah kriteria kayu yang menjadi habitat idealnya.

Kerusakan akibat kumbang Deathwatch bisa sebabkan kerugian besar.
Kerusakan akibat kumbang Deathwatch bisa sebabkan kerugian besar.

Dianggap sebagai Pertanda Kematian

Besarnya potensi kerugian yang bisa diakibatkan kumbang deathwatch, masih kalah ekstrem dibanding asal nama kumbang ini. Deathwatch atau bila diartikan literal menjadi jam kematian, berasal dari kebiasaan hama kayu ini ketika berinteraksi dengan sejenisnya. Ia memiliki kebiasaan mengetuk-ngetukkan kepalanya untuk berkomunikasi. Menurut IPM, penamaan deatwatch pada serangga ini dimulai pada abad pertengahan, ketika orang-orang mendengar suara ketukan serangga pada malam sunyi saat sanak keluarga sakit. Angka mortalitas yang tingi pada zaman dahulu ditambah pengetahuan terbatas, menyebabkan mitos ini terus berkembang dan nama “deathwatch” tetap digunakan hingga sekarang.

Mewaspadai Kumbang Deathwatch dengan Permethrine 125 EC

Permethrine 125 EC
Permethrine 125 EC

Meski tak benar-benar sebagai pertanda datangnya kematian, namun sebagaimana terjadi pada Katedral Lincoln, keberadaan serangga ini harus diwaspadai. Hama ini bukan hanya menandakan “kematian” sebuah bangunan, juga bisa menyebabkan “kematian” bangunan tersebut. Apalagi, bila yang terinfeksi adalah kayu konstruksi seperti pondasi dan tiang penyangga.

Yang lebih mengkhawatirkan, keberadaan serangga ini terbilang sulit dideteksi. Seperti powderpost beetle, indikasinya seringkali hanya berupa lubang kecil untuk keluar. Akibatnya, kerusakan yang terjadi tak akan diketahui sampai bertahun-tahun kemudian. Untuk itulah, langkah pencegahan yang efektif sangat diperlukan.

Rekomendasi kepada Anda adalah menggunakan Permethrine 125 EC untuk mencegah kerusakan bangunan dari kumbang deathwatch. Pada bangunan baru maupun tua, Permethrine 125 EC akan memberikan perlindungan maksimal. Aplikasikan insektisida spektrum luas ini dengan sistem injeksi. Pada sistem tersebut, Permethrine 125 EC bisa melindungi pondasi bangunan dari kayu. Sedangkan untuk atap dan bagian atas lainnya, produk ini bisa dimanfaatkan saat proses treatment pengawetan kayu. Jadi, pilihlah kayu berkualitas yang sudah ditreatment. Keindahan dan kekuatan kayu tak akan terganggu oleh serangga “penanda kematian” ini. (*)

tanya cs bio
Tanya Bio!