Lem kayu laminasi memegang peran penting dalam menentukan kualitas akhir proyek kayu. Dengan memahami kriteria lem kayu laminasi, pengrajin dapat memastikan hasil laminasi tidak mudah terkelupas dan tampilan tetap estetis.
Lem kayu laminasi memiliki peran lebih dari sekadar perekat. Lem menjadi penentu kekokohan dan daya tahan furniture maupun kerajinan kayu terhadap tekanan, guncangan, dan perubahan lingkungan.
Itu sebabnya, pengrajin wajib tahu kriteria apa saja yang menunjukkan bahwa lem kayu laminasi yang digunakan berkualitas dan tepat. Dengan kriteria yang tepat, Anda dapat memastikan tampilan akhirnya rapi dan estetis.
Mari simak panduan untuk menemukan lem kayu laminasi berkualitas dengan mengenali kriterianya yang bagus melalui artikel ini.
7 Kriteria lem kayu laminasi yang berdaya rekat tinggi
Sebagai langkah awal menentukan lem kayu laminasi yang berkualitas, Anda dapat memperhatikan beberapa kriteria berikut ini:
1. Memastikan daya rekatnya tinggi
Lem dengan daya rekat tinggi mampu menyatukan serat-serat kayu secara maksimal, sehingga setiap sambungan terasa solid dan stabil. Daya rekat juga akan memengaruhi ketahanan furniture terhadap penggunaan sehari-hari dan beban yang diberikan.
Untuk memastikan daya rekat lem secara detail, pengrajin bisa membandingkan data teknis yang tercantum pada kemasan atau lembar spesifikasi dari produsen. Misalnya:
- Kuat geser (shear strength): Periksa nilai dalam satuan MPa atau N/mm2. Lem yang baik biasanya memiliki kuat geser minimal 8-12 MPa untuk kayu keras dan 6-8 MPa untuk kayu lunak.
- Wood failure percentage/ WFP: Semakin tinggi WFP, semakin kuat ikatan lem dibanding kayu. Nilai idealnya biasanya kurang lebih 70%.
- Kuat tarik (tensile strength): Beberapa lem mencantumkan kuat tarik sebelum sambungan gagal, misalnya 10-15 MPa untuk laminasi kayu kelas menengah.
Dengan membandingkan angka-angka ini sesuai standar industri, Anda dapat memilih lem yang kuat dan sesuai dengan jenis kayu yang digunakan.
2. Fokus mengecek ketahanan lembab dan suhu
Ketahanan terhadap kelembapan dan suhu penting agar sambungan kayu tidak mudah rusak atau melengkung. Lem yang tahan air dan panas menjaga laminasi tetap kuat, bahkan di lingkungan lembap atau suhu tinggi.
Ada beberapa cara untuk memastikan ketahannya, seperti:
- Residual bond strength: Nilai setelah siklus kelembaban minimal 6-8 MPa.
- Service temperature: Periksa rentang suhu kerja lem dan pastikan sesuai dengan kondisi penggunaan.
- Label water/ moisture resistant: Pastikan produsen mencantumkan daya tahan terhadap air atau kelembapan.
Kriteria ini penting untuk diperhatikan agar furniture atau kerajinan kayu tetap awet dan rapi meski digunakan di lingkungan yang berubah-ubah.
3. Memilih waktu pengeringan yang singkat
Waktu pengeringan memengaruhi efisiensi produksi dan kualitas laminasi. Lem yang cepat kering memungkinkan pekerjaan bisa selesai lebih cepat tanpa mengurangi kekuatan sambungan.
Ada beberapa cara untuk memastikan waktu pengeringan agar optimal, seperti:
- Open time: Waktu sejak lem diaplikasikan hingga dapat ditekan, biasanya sekitar 5-10 menit.
- Clamp/ press time: Lamanya menahan tekanan hingga ikatan lem menjadi kuat, bisa sekitar 30-60 menit di suhu kamar.
- Curing time: Lama waktu proses laminasi kayu mencapai kekuatan maksimal, harus Anda sesuaikan dengan jadwal pengerjaan.
Memilih lem dengan waktu pengeringan yang sesuai akan membantu Anda menyeimbangkan efisiensi dan kualitas laminasi.
Baca Juga: Teknik Penggunaan Lem Kayu Tahan Air untuk Laminasi Industri Furniture
4. Keamanannya untuk digunakan pengrajin
Keamanan lem penting untuk melindungi pengrajin dari iritasi kulit, masalah pernapasan, atau efek bahan kimia berbahaya. Lem yang aman membuat proses kerja lebih nyaman dan aman, terutama di area ruang yang terbatas.
Anda bisa memastikan keamanan lem dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
- Low VOC atau solvent free yang minim uap berbahaya.
- Memiliki sertifikasi indoor safe untuk memastikan aman digunakan di furniture rumah tangga.
- Petunjuk penggunaan yang jelas untuk membantu Anda menggunakan lem tanpa risiko kesehatan.
Lem yang aman memungkinkan pengerjaan lebih nyaman dan hasil akhir tetap berkualitas.
5. Mudah diaplikasikan
Karakteristik lem kayu yang aplikasinya mudah akan membuat laminasi lebih efisien dan hasil lebih rapi. Lem yang mudah diaplikasikan tidak menetes, mudah diratakan, dan tidak meninggalkan gelembung udara.
Cara memastikan bahwa lem tersebut mudah diaplikasikan antara lain:
- Viskositasnya sedang, mudah diaplikasikan dengan kuas atau roller.
- Open time yang cukup agar lapisan kayu dapat diratakan tanpa tergesa-gesa.
- Instruksi produsen lem yang jelas, termasuk ketebalan lapisan dan kondisi kayu.
Lem yang mudah diaplikasikan membantu pengrajin bekerja lebih cepat, konsisten, dan menghasilkan laminasi rapi.
6. Memberikan hasil laminasi rapi dan estetis
Selain kekuatan, lem harus menjaga tampilan kayu. Hasil laminasi harus mulus, tanpa noda, bleed through, atau permukaan yang bergelombang. Anda bisa memastikan hasilnya lapi dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
- Wood Failure Percentage (WFP) kurang lebih 70% yang menunjukkan sambungan lebih kuat dari kayu.
- Non staining atau clear dry yang menunjukkan lem tidak meninggalkan bekas warna.
Dengan memperhatikan kriteria ini, produk furniture atau kerajinan terlihat profesional dan estetis.
7. Daya tahan tekanan dan guncangan tinggi
Furniture atau kerajinan kayu sering menerima beban, benturan, atau guncangan. Lem yang tahan tekanan dan guncangan menjaga sambungan tetap kokoh dan aman. Cara memastikannya adalah:
- Shear strength dan tensile strength tinggi yang membuktikan mampu menahan tekanan berulang.
- Impact/ shock resistance, biasanya dicantumkan pada kemasan yang menunjukkan kemampuan menahan benturan.
Tips memilih lem kayu laminasi yang sesuai
Selain memperhatikan kriteria lem yang bagus, Anda juga bisa mengikuti tips pemilihan berikut ini:
1. Sesuaikan jenis lem dengan kayu yang digunakan
Setiap jenis kayu memiliki karakteristik berbeda, sehingga penting memilih lem yang sesuai. Kayu keras seperti jati atau mahoni memerlukan lem berdaya rekat tinggi, sedangkan kayu lunak seperti sengon lebih cocok dengan lem yang penetrasinya cepat.
2. Cek label produsen lem untuk tahu standar kualitas
Sebelum membeli, selalu periksa label atau lembar data teknis dari produsen untuk mengetahui standar kekuatan dan keamanan lem. Pastikan lem mencantumkan nilai kuat geser, daya rekat, dan ketahanan terhadap suhu atau kelembapan.
3. Melakukan uji coba kecil sebelum aplikasi
Sebelum digunakan secara penuh, lakukan uji coba kecil pada potongan kayu serupa untuk memastikan hasil ikatannya optimal. Langkah ini membantu menilai waktu pengeringan, kekuatan rekat, serta tampilan akhir setelah lem mengeras.
Dengan uji coba sederhana, Anda dapat menyesuaikan cara laminasi kayu dan mencegah terjadinya kegagalan laminasi pada proyek furniture atau kerajinan.
Kini Anda sudah memahami kriteria lem kayu laminasi yang tepat sehingga dapat menghasilkan sambungan kayu yang kuat, rapi, dan tahan lama. Untuk hasil lebih sempurna lagi, Anda bisa menggunakan lem Crossbond X4 yang ditujukan untuk laminasi.
Lem PVAc water-based dari Bioindustries ini dirancang khusus untuk laminasi kayu, multipleks, veneer, bambu bahkan honeycomb. Produk ini memiliki viskositas rendah agar mudah meresap ke dalam serat kayu.
Segera dapatkan lem laminasi Crossbond X4 sekarang juga dengan klik banner di bawah ini. Anda juga dapat konsultasi bersama tim Bio untuk mendapatkan saran aplikasi maupun pilihan produk lem hingga finishing yang tepat.

